Kemendikbud: Ujian Nasional Ditiadakan, Ganti dengan Asesmen Nasional, Berikut Penjelasannya

- 8 Oktober 2020, 12:49 WIB
Mendikbud, Nadiem Makarim.*
Mendikbud, Nadiem Makarim.* /pikiran-rakyat

MEDIA BLITAR - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim tegaskan bahwa mulai tahun 2021 Ujian Nasional (UN) dan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) tak lagi dilaksanakan dan digantikan dengan Asesmen Nasional.

Pernyataan ini dilansir dari youtube resmi Kemendikbud RI yag diunggah Rabu, 7 Oktober 2020.

“Ini sebagai wujud peningkatan sistem evaluasi pendidikan dari kebijakan Merdeka Belajar yang didukung penuh Presiden Jokowi untuk mendorong mutu dan hasil pembelajaran para murid,” jelas Nadiem.

Baca Juga: Delapan Bulan Usai Pembatasan Ketat, Kim Jong Un Akan Gelar Parade Besar

Kebijakan Asesmen Nasional, menurut Nadiem, dirancang tidak hanya sebagai pengganti UN dan USBN dan USBN, tapi juga sebagai penanda perubahan paradigma tentang evaluasi pendidikan. Dalam Asesmen Nasional, guru tidak lagi mengevaluasi capaian murid secara individu, akan tetapi mengevaluasi dan memetakan sistem pendidikan berupa input, proses, dan hasil.

“Potret layanan dan kinerja setiap sekolah dari asesmen nasional jadi cermin kita bersama melakukan refleksi mempercepat perbaikan mutu pendidikan Indonesia,” tutur Nadiem. Asesmen nasional akan dibagi menjadi tiga, yaitu Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar.

Pertama, AKM dirancang untuk mengukur capaian murid dari hasil belajar kognitif literasi dan numerasi. Kedua aspek ini menjadi syarat bagi murid untuk berkontribusi dalam masyarakat, terlepas dari bidang kerja dan karir yang ingin mereka tekuni di masyarakat.

Baca Juga: Tak Bisa Diakses, Situs Resmi DPR RI Diduga Diretas

Fokus kepada kemampuan literasi dan numerasi tidak kemudian mengecilkan arti penting mata pelajaran, dan akan berdampak pada semua mata pelajaran yang diajarkan dan dipelajari oleh murid.

Kedua, Survei Karakter untuk mengukur pencapaian murid dari hasil belajar sosial emosional berupa pilar karakter untuk mencetak profil Pelajar Pancasila. Survei Karakter akan dinilai melalui 6 indikator utama, yaitu beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa serta berakhlak mulia, kebhinekaan global, kemandirian, gotong royong, bernalar kritis, dan kreativitas.

Halaman:

Editor: Ninditoo

Sumber: YouTube Sobat Dosen


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x