Dr. Tirta: Rapid Test Itu Bisnis atau Gimmick, Jangan Dijadikan Patokan Covid-19

- 24 September 2020, 19:55 WIB
POTRET dr. Tirta Mandira Hudhi kala bertemu rekan sesama petugas medis yang bekerja di laboratorium tes Covid-19.*
POTRET dr. Tirta Mandira Hudhi kala bertemu rekan sesama petugas medis yang bekerja di laboratorium tes Covid-19.* /instagram/dr.tirta

MEDIA BLITAR - Dokter yang juga influencer, dr. Tirta Mandira Hudhi atau kerap disapa dr. Tirta alias Cipeng, mengaku resah dan tidak bisa tidur lantaran mengetahui masalah terkait persoalan Rapid Test.

Mengetahui persoalan itu, dokter yang juga seorang pengusaha ini langsung menuliskan unek-uneknya di instagram miliknya pada Rabu malam 23 September 2020.

“Enggak bisa tidur, gatal buat nulis, toh pagi nanti saya masih rapat relawan. Ayok. Kita bahas masalah demi masalah yang mengganjal di mata saya. 7 bulan sudah info lumayan dan lengkaplah. Rapid Test : Bisnis/gimmick/solusi? Silahkan anda nilai sendiri,” tulisnya dalam keterangan foto pada Kamis 24 September 2020.

Baca Juga: Juru Bicara KPK Mundur, Febri Diansyah Isyaratkan Teka-Teki Pada Akun Twitternya

Yang pertama, ia menyebut pada Maret 2020, tiba-tiba muncul statement “alat test Covid” yang ternyata rapid test berbasis serology, yang sebenernya itu screening test. Enggak bisa dijadikan patokan Covid.

Kemudian, Persatuan Dokter Lab, tidak merekomendasikan rapid, alih-alih harusnya perbanyak PCR Swab Test agar bisa cepat. “(Ketiga), rapid test tiba-tiba dibuat sebagai syarat semua kerjaan, administrasi, transportasi dkk. Tapi warga disuruh bayar sendiri? Logis? Rapid test serology disamain kayak SKCK bung!,” tandasnya.

Lanjutnya, pada poin keempat, Mei 2002, dijelaskan Tirta harga rapid test di angka Rp300-400 ribu. Tiba-tiba sekarang Rp100-150 ribu doang.

Baca Juga: Anjlok! Nilai Rupiah Digempur Habisan-Habisan oleh Dollar AS Hingga Rp 14.900

“Kok iso? Lha kalau sekarang bisa murah? Sekarang bisa murah? Terus dulu-dulu mahal, itu gimana? Berarti harga modal sejatinya rendah, tapi karena enggak ada batasan harga eceran tertinggi, jadinya mahal. Jujur aja, pure ini bisnis! Ada ceruk laba yang diambil di sini! Ayok, pembelian rapid harus diaduit! Berani enggak?,” tegasnya.

Selanjutanya, pada poin kelima, Tirta mengajak semuanya bersuara soal kejanggalan rapid test. “Rapid test serology hasilnya berlaku sampai 14 hari stelah rapid. Padahal false positif dan negatif tinggi. Apa yang menjamin kalau rapid saya negatif, terus test berlaku 14 hari, padahal 14 hari saya keliling-keliling, terus tetap aman gitu? Atau buat ayem-ayem aja? Jujur bos!,” tandasnya.

Halaman:

Editor: Ninditoo

Sumber: Instagram @bpptkg


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x