W.R. Soepratman, Tokoh Utama Dibalik Lagu Indonesia Raya

- 18 Agustus 2020, 14:41 WIB
ilustrasi W.R Supratman
ilustrasi W.R Supratman /

MEDIA BLITAR - Perayaan HUT RI erat kaitannya dengan bendera, upacara dan lagu nasional. Salah satunya yang paling penting adalah lagu kebangsaan Indonesia Raya ciptaan W.R. Soepratman.

Lalu, siapakah sosok W.R. Soepratman yang sebenarnya?

Baca Juga: Inilah Sosok 9 Istri Presiden Soekarno dan Kisah Perjalanan Cintanya. Bagian 1

Dilansir ZonaJakarta.com dari Museum Sumpah Pemuda Kemendikbud, Wage Rudolf Soepratman atau W.R. Soepratman lahir pada hari Jumat Wage tanggal 19 Maret 1903 di Desa Somongari, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah.

Meskipun lahir di Somongari, W.R. Soepratman tidak menetap di daerah tersebut. Saat usianya menginjak tiga bulan, orang tuanya membawanya ke Jatinegara. Beliau memulai pendidikan di Frobelschool (sekolah taman kanak-kanak) Jakarta pada 1907.

Baca Juga: Inilah Sosok 9 Istri Presiden Soekarno dan Kisah Perjalanan Cintanya. Bagian 2

Dua belas tahun kemudian, 1919, W.R. Soepratman menyelesaikan ujian Klein Ambtenaar Examen (KAE, ujian untuk calon pegawai rendahan). Kemudian Wage melanjutkan pendidikan ke Normaalschool (Sekolah Pendidikan Guru).

Setelah itu W.R. Soepratman bersama kakak iparnya Grup Jazz Band bernama Black And White. Keahliannya dalam bermusik dimanfaatkannya untuk menciptakan lagu-lagu perjuangan, salah satunya adalah Lagu Kebangsaan Republik Indonesia, Indonesia Raya.

Baca Juga: Jumat, 21 Agustus 2020 Ditetapkan Sebagai Libur Cuti Bersama Tahun Baru Islam 1442 Hijriah

Di usianya saat itu, ia rajin menghadiri forum-forum pergerakan pemuda. Saat Kongres Pemuda Kedua pada 27-28 Oktober 1928, WR Soepratman ikut berpartisipasi. Disana ia memperdengarkan lagu Indonesia Raya dengan iringan gesekan biolanya di depan banyak orang untuk pertama kalinya.

Pada tanggal 7 Agustus 1938, W.R. Soepratman tertangkap oleh Belanda di studio Radio NIROM (Nederlandsch Indische Radio Omroep) di Surabaya. Penangkapan ini dilandasi anggapan jika lagu “Matahari Terbit” ciptaannya merupakan wujud simpati pada Jepang.

Baca Juga: Langka, Foto Bersejarah Presiden Soekarno Saat Bacakan Pidato Terbentuknya PPKI

Meskipun akhirnya dibebaskan, kondisi beliau semakin menurun dan akhirnya meninggal pada 17 Agustus 1938 di Tambaksari Surabaya. W.R Soepratman dikebumikan di TPU Kapasan Surabaya.

Namun karena jasa-jasanya dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, beliau mendapatkan penghargaan berupa pemindahan dan perbaikan makam. Lalu, pada 17 Agustus 1960 pemerintah RI memberikan anugerah Bintang Mahaputra Anumerta III.

***

Editor: Ninditoo

Sumber: Zona Jakarta


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah