Dipuji Ganjar Pranowo, Siswa SMP Tak Punya HP, Tetap Semangat ke Sekolah Untuk Belajar Tatap Muka

- 25 Juli 2020, 08:49 WIB
Belajar  di sekolah dengan tatap muka sendiri. Kisah pelajar SMP di Kabupaten Rembang  bernama Dimas Ibnu Elias ini viral. Dia belajar di sekolah sendiri karena tidak punya HP untuk belajar daring.
Belajar di sekolah dengan tatap muka sendiri. Kisah pelajar SMP di Kabupaten Rembang bernama Dimas Ibnu Elias ini viral. Dia belajar di sekolah sendiri karena tidak punya HP untuk belajar daring. /Pikiran-Rakyat.com/Eviyanti/

MEDIA BLITAR - Belakangan viral di media sosial tentang kisah seorang siswa SMP yang tetap semangat belajar ditengah pandemi virus corona (COVID-19).

Kisah siswa SMP di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah tersebut lantas mendapat pujian dari Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah, tetap semangat belajar tatap muka di tengah pandemi.

Karena tidak memiliki HP, siswa bernama Dimas Ibnu Elias tetap semangat ke sekolah untuk belajar tatap muka kepada gurunya.

Baca Juga: Komunitas Sepeda Diduga Tularkan Virus Corona, 30 Nakes di RSUD Ngudi Waluyo Blitar Positif

Walaupun sendirian duduk di bangku siswa, Dimas tetap semangat diajarkan oleh seorang guru yang dengan sabar membimbing Dimas.

Menurut orang nomor satu di Jawa Tengah itu, cara belajar Dimas merupakan solusi persoalan sekolah di tengah pandemi.

Saat siswa lain dipusingkan dengan pembelajaran sistem daring, Dimas mengambil langkah mudah bagi dirinya agar tetap mendapat ilmu meski pandemi.

Baca Juga: 30 Nakes Positif COVID-19, IGD RSUD Ngudi Waluyo Blitar Bakal Ditutup Untuk Umum

Kisah Dimas viral di media sosial, dan kisah viralnya Dimas diacungi jempol oleh orang nomor satu di Jawa Tengah.

"Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk menyelesaikan kesulitan siswa belajar dengan sistem daring. Maka, ketika ada kisah Dimas itu, para gurunya sangat keren," kata Ganjar di rumah dinasnya, saat dikutip MEDIA BLITAR dari Pikiran-Rakyat.com, Jumat 24 Juli 2020.

Bahkan Ganjar menyatakan bahwa cara belajar ke sekolah seperti Dimas itu cara yang benar.

Baca Juga: Kesaksian Warga Terkait Kasus Kematian Yodi Prabowo, Mengungkap Siapa Pelaku Pembunuhan

"Guru punya kepedulian dengan mendatangi atau anaknya bisa diajari di sekolah. Saya lihat sudah membantu. Tetapi kalau ada lagi yang lain yang sama dengan Dimas dan belum ada yang membantu, harus ada solusinya," terang Ganjar.

Menurut dia, apa yang dilakukan Dimas dan gurunya itu adalah solusi untuk menyelesaikan persoalan.

Bahkan Ganjar menyebut, masih banyak guru yang punya kepedulian luar biasa dengan mendatangi siswanya ke rumah masing-masing untuk memberikan pelajaran.

Baca Juga: Bupati Jember Resmi Dipecat Oleh DPRD, Terkait Pelanggaran Sumpah Janji Jabatan

"Banyak guru yang mendatangi muridnya, mengajari dari rumah ke rumah karena memang ada kekurangan. Apakah areanya blank spot atau tidak memiliki peralatan untuk itu. Menurut saya itu bagus, cara itu yang bisa menjadi solusi," terangnya.

Meski demikian, ke depan pemerintah memang harus memperhatikan pola pembelajaran menggunakan sistem daring ini.

Memang lanjut dia, harus ada syarat infrastruktur yang cukup seperti peralatan dan kuota untuk mendukung program itu.

Baca Juga: Viral Video Lawas Catherine Wilson Lagi 'Nge-Fly', Netizen : Bagi Yang Tau ajah!??

"Daerah mesti menyiapkan. Kalau belum bisa, maka daerah harus menyiapkan model pembelajaran tatap muka dengan murid terbatas dan harus dengan protokol kesehatan ketat," ucapnya.

Boleh belajar tatap muka

Ganjar meminta agar sekolah sekolah di Jawa Tengah tetap menggelar proses belajar mengajar tatap muka khusus untuk siswa yang tidak memiliki peralatan belajar daring di Jawa Tengah.

"Boleh, ada sekolah tatap muka, syaratnya adalah siswanya dibatasi dan protokol kesehatan dijalankan ketat," terangnya.

Baca Juga: Perkara Kue Klepon Tidak Islami, Kata Netizen : Apakah Karena Kue Klepon Tidak Mengenakan Hijab?

Gubernur membatasi, sekolah tatap muka hanya untuk warganya yang tidak mampu menyediakan fasilitas belajar daring dan maksimal hanya 10 anak.

"Kalau satu atau lima bahkan sepuluh siswa itu masih bisa. Semuanya harus dilakukan demi akses proses belajar mengajar agar anak bisa berjalan ," pungkasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, seorang pelajar SMP di Kabupaten Rembang bernama Dimas Ibnu Elias viral di media sosial setelah kedapatan belajar sendirian di sekolah.

Baca Juga: Presiden Turki Lakukan Sholat Jumat Pertama di Hagia Sophia, Bersama Ribuan Jemaah Lainnya

Ia terpaksa ke sekolah karena tidak memiliki handphone untuk mengikuti proses belajar daring.

Dimas terpaksa mengikuti pelajaran di kelas saat teman-temannya belajar lewat daring menggunakan smartphone (ponsel pintar) karena ia tak punya ponsel.

Meski hanya sendirian di kelas, siswa bernama lengkap Dimas Ibnu Alias ini tetap berangkat sekolah.

Baca Juga: Tukang Pijat Cabuli Pelanggan Lantaran Tergoda, Korban Disuruh Lepas Celana Dalam dan Ganti Sarung

"Barangkali, bagi keluarganya, beras jauh lebih dibutuhkan daripada ponsel pintar dan kuota internet," kata Kepala SMPN 1 Rembang Isti Chomawati, Kamis 23 Juli 20202.

Dimas adalah anak dari pasangan Didik Suroyo, seorang nelayan, dan Asiatun, yang bekerja sebagai buruh pengeringan ikan. Sejak pendemi Dimas belajar sendirian disekolah.

Kebijakan sekolah dengan sistem daring banyak dikeluhkan warga terutama Orang tua dari keluarga tidak mampu.

Baca Juga: Viral! Video Imam Masjid Ditusuk Orang Tak Dikenal, Pelaku Diduga Sedang Stres

Mereka tinggal di RT 1 RW 1 Desa Pantiharjo, Kecamatan Kaliori, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.

Setiap hari, Dimas berangkat ke sekolah diantar ibunya. Dia lalu pulang dengan diantar wali kelasnya sampai di rumahnya.

Kisah viralnya mengundang perhatian seorang, Pria yang diketahui bernama Suparno Gusno, memberikan handphone kepada Dimas agar ia bisa belajar daring seperti teman-temannya.***(pikiran-rakyat.com/Eviyanti)

Editor: Ninditoo

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x