Harga Tiket Masuk Borobudur Melambung jadi Rp750 Ribu, Ini Alasan yang Wajib Diketahui

- 6 Juni 2022, 17:01 WIB
Harga Tiket Masuk Borobudur Melambung jadi Rp750 Ribu, Ini Alasan yang Wajib Diketahui
Harga Tiket Masuk Borobudur Melambung jadi Rp750 Ribu, Ini Alasan yang Wajib Diketahui /PEXELS/Linda Gschwentner

MEDIA BLITAR – Kabar harga tiket masuk Borobudur yang naik, menjadi pusat perhatian publik tanah air Karena harga tiket masuk turis lokal dikabarkan pada kisaran Rp750 ribu.

Selain tiket turis lokal yang menjadi sorotan, tiket mancanegara turut naik harga menjadi 100 dolar Amerika, atau setara Rp1,4 juta.

Hal ini membuat publik bertanya-tanya soal ‘Alasan kenapa harga tiket ke Borobudur menjadi naik, seperti yang disampaikan oleh Luhut Pandjaitan’.

Lebih lanjut, seperti yang diwartakan Pikiran Rakyat: ‘5 Alasan Tiket Masuk Borobudur Naik Jadi Rp750.000’, ini penjelasannya.

1. Menjaga Kelestarian Candi

Candi yang usianya diperkirakan mencapai 1.197 tahun ini dikabarkan mulai mengalami pelapukan.

Kondisi tersebut mendesak pemerintah untuk mengambil tindakan terlebih mengingat Candi Borobudur adalah salah satu warisan budaya dunia menurut UNESCO.

"Langkah ini kami lakukan semata-mata demi menjaga kelestarian kekayaan sejarah dan budaya nusantara," ujar Luhut Pandjaitan.

Baca Juga: Lirik Lagu Illusion Single Terbaru Aespa dengan Nada Funk Elektronik

2. Meminimalisir Efek Overtourism

Bersamaan dengan wacana harga tiket baru untuk naik ke Candi Borobudur, pemerintah akan memberlakukan kuota kunjungan wisatawan per harinya.

Kelak hanya 1.200 orang yang diperbolehkan naik ke situs bersejarah itu demi meminimalisir penurunan kondisi candi.

Berdasarkan data yang diperoleh Direktur Utama Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko (Persero), Edy Setijono, sebelum pandemi Covid-19, turis yang menaiki bangunan bersejarah itu rata-rata 10.000 orang per harinya.

Baca Juga: Bocoran Sinopsis Woori the Virgin Episode 9: Raphael Tak Peduli atas Tingkah Istri

Kelebihan beban yang melampaui daya dukung fisik atau physical carrying capacity dari Candi Borobudur inilah yang jadi salah satu faktor terjadinya kerusakan.

Selain itu jumlah turis yang membeludak menyulitan pihak pengelola untuk mengontrol perilaku-perilaku menyimpang yang dilakukan oknum tak bertanggung jawab.

Terbukti sebelumnya ada sejumlah ornamen relief yang aus lantaran terinjak-injak oleh wisatawan.

Belum lagi aksi vandalisme di bangunan candi yang membuat keelokannya berkurang.

Tahun 2020 saja, Petugas Balai Konservasi Borobudur (BKB) mencatat 3.074 titik noda vandalisme (permen karet, puntung rokok dan corat-coret) yang dilakukan pengunjung di situs warisan budaya dunia tersebut.

Baca Juga: Biodata Haechan Member NCT yang sedang Berulang Tahun Hari Ini hingga Fakta Menariknya

3. Dorong Quality Tourism dan Tinggalkan Mass Tourism

Pemerintah bercita-cita menjadikan Candi Borobudur sebagai laboratorium konservasi cagar budaya bertaraf internasional.

Wacana tersebut diungkap Luhut bersamaan dengan disampaikannya rencana kenaikan harga tiket Candi Borobudur.

"Gotong Royong adalah prinsip yang kami pakai untuk bersama-sama mengembangkan konsep Candi Borobudur sebagai laboratorium konservasi cagar budaya bertaraf internasional," ujar dia.

Untuk mewujudkannya, pemerintah harus memutar otak demi menjadikan Candi Borobudur destinasi wisata yang berkelanjutan.

Baca Juga: UPDATE Jadwal Sepakbola Malam Ini Senin 6 Juni: Piala AFC U23 Asian Cup, UEFA Nations League 2022/23

Oleh karena itu, konsep quality tourism atau pariwisata berkualitas akan lebih dikedepankan ketimbang mass tourism yang mengutamakan jumlah wisatawan.

Dengan begitu, kenaikan harga otomatis menjadi filter yang sangat bermanfaat untuk menjaga kelestarian situs.

"Artinya apa, orang yang mau naik ke candi harus betul-betul orang yang berkepentingan naik ke candi. Kalau orang mau foto-foto nggak usah naik ke candi, di bawah saja. Jadi itulah tujuannya. Jadi orang naik ke candi karena dia sudah membayar mahal, saya kira dia akan sungguh-sunggu, dia akan belajar, dia akan mempelajari. Tapi kalau cuma foto-foto rugi kan bayar Rp750.000, di bawah saja. Karena ada aspek konservasi tadi," tutur Edy Setijono sebagaimana dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Antara Nesw.

Baca Juga: Event MyBTStory Hadir di Indonesia 2022, Simak 4 Lokasi yang Ditentukan

4. Stimulan Perekonomian Warga Lokal

Kenaikan harga diiringi dengan pembatasan pengunjung dinilai bermanfaat bagi pedagang lokal di sekitar Candi Borobudur.

Filter yang diterapkan untuk membatasi jumlah pengunjung naik ke situs akan membuat para wisatawan menyebar ke kawasan sekitar candi yang juga banyak dipenuhi oleh pelaku UMKM.

Sebaran pengunjung inilah yang diharapkan mampu menjadi stimulan kebangkitan perekonomian warga lokal.

Selain itu, pemerintah juga akan mewajibkan calon pengunjung menggunakan jasa tour guide lokal yang berimplikasi pada terciptanya lapangan kerja baru.

"Semua turis juga nantinya harus menggunakan tour guide dari warga lokal sekitar kawasan Borobudur, ini kami lakukan demi menyerap lapangan kerja baru sekaligus menumbuhkan sense of belonging terhadap kawasan ini," kata Luhut.

Baca Juga: Penyebab Rita Warintil Meninggal Dunia, Purwadi Wafat Karena Sakit Apa? Begini Penjelasannya

5. Akselerasi Pembangunan Wisata Berbasis Budaya dan Konservasi

Direktur Utama Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko (Persero), Edy Setijono, membantah kenaikan harga ini bersifat komersial.

"Kenapa kok mahal, seolah-orang jadi komersial. Tidak, bukan komersial, alasannya beda-beda," ujarnya.

Ada pun salah satu alasan pemerintah berencana menerapkan harga tiket baru untuk naik ke Candi Borobudur tak lain untuk membangun wisata yang tetap memperhatikan aspek budaya dan konservasi.

Sebagai langkah akselerasi dalam mewujudkan wisata berbasis budaya dan konservasi ini, pemerintah menggunakan mekanisme single authority agency.

Baca Juga: Biodata Profil dan Fakta Menarik Ricardinho Si Penyihir Portugal Andalan Pendekar United Jelang FPL 2021

Dengan menjalankan mekanisme tersebut, pemerintah akan menjadi koordinator, akselerator, sekaligus eksekutor yang bersifat fasiitatif dan kolaboratif untuk membangun destinasi wisata berkualitas.

"Dalam kunjungan pagi ini saya kembali menekankan sinergi antara konservasi dan pariwisata melalui mekanisme “’single authority agency" sehingga Borobudur bukan hanya menjadi salah satu dari lima destinasi wisata super prioritas, tetapi juga destinasi wisata berkualitas," ucap Luhut Pandjaitan.(Alanna Arumsari Rachmadi/Pikiran Rakyat)***

Editor: Arini Kumalasari

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x