Network
MEDIA BLITAR – Bulan November merupakan pergantian cuaca dari panas ke musim penghujan, sehingga masyarakat perlu untuk mewaspadai dengan terjadinya bencana alam.
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati, menjelaskan bahwa peringatan dini untuk waspada datangnya La-Nina menjelang akhir tahun ini.
La Nina merupakan suatu kondisi dimana suhu permukaan air laut di kawasan timur ekuador atau di lautan pasifik mengalami penurunan, sehingga menyebabkan udara terasa lebih dingin atau mengalami curah hujan yang lebih tinggi.
Baca Juga: Resep Bakso Goreng yang Bisa Dijadikan Cemilan Saat Hujan
Seperti dirangkum MediaBlitar.com dari laman resmi BMKG, berdasarkan data perkembangan terbaru dari data suhu permukaan laut di Samudra Pasifik bagian tengah dan timun, menunjukkan bahwa kini nilai anomali telah melewati ambang batas La Nina, yaitu sebesar -0,61 pada Dasarian I Oktober 2021.
Dalam kondisi tersebut, akan berpotensi untuk terus berkembang dan kita juga harus segera bersiap menyambut kehadiran La Nina 2021/2022 yang diperkirakan akan berlangsung dengan intensitas lemah-sedang, setidaknya hingga Februari 2022.
Tahun lalu La Nina, akan terjadi lagi di tahun ini yang dimana akan menyebabkan peningkatan curah hujan dari 20 persen sampai 70 persen.
Baca Juga: Resep Singkong Keju Tanpa Topping Keju, Teman Hangat Disaat Hujan Turun di Bulan November
Dalam fenomena tersebut akan diprediksi di sejumlah wilayah di Indonesia, seperti halnya terjadi di Sumatra Selatan, Jawa, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Selatan.
Menurut kepala BMKG menjelaskan prediksi munculnya La Nina ini merupakan hasil evaluasi atau monitoring deteksi dini pada suhu permukaan laut di Samudra Pasifik Ekuator yang telah terjadi anomali pendinginan.
