Dengan posisi demikian, maka secara astronomis atau hisab, hilal tidak dimungkinkan untuk dilihat. Hal ini selanjutnya terkonfirmasi oleh pernyataan para perukyah yang diturunkan Kemenag.
Pada sidang isbat tahun ini, rukyah penentuan awal 1 Syawal atau hari lebaran Idul Fitri dilakukan pada 88 titik di Indonesia.
"Kita mendengar laporan dari sejumlah perukyah hilal bekerja di bawah sumpah, mulai dari provinsi Aceh hingga Papua. Di 88 titik tersebut, tidak ada satu pun perukyah dapat melihat hilal," ujar Yaqut Cholil Qoumas.
Baca Juga: Tak Bisa Bendung Air Mata Saat Bertakziah, Nikita Mirzani Kenang Saat Bekerja dengan Sapri Pantun
Dengan dasar tersebut, Kemenag sepakat menyempurnakan bulan Ramadhan atau puasa menjadi 30 hari sehingga 1 Syawal 1442 H ditetapkan pada hari Kamis 13 Mei 2021.
"Jadi, Rabu besok umat Islam di Indonesia masih akan menjalani ibadah puasa Ramadhan, selanjutnya malam Kamis akan takbiran menyambut Idul Fitri," lanjut Yaqut Cholil Qoumas.
Dalam kesempatan tersebut, Yaqut Cholil Qoumas juga mengingatkan masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan karena masih dalam kondisi pandemi Covid-19.
"Karena masih pandemi, saya tidak bosan-bosan untuk mengingatkan untuk tetap mematuhi protokol kesehatan," tambah Yaqut Cholil Qoumas.
Sidang Isbat penentuan 1 Syawal 1422 H hari ini dilakukan secara daring dan luring dengan menerapkan protokol kesehatan karena kondisi masih pandemi.