Network
MEDIA BLITAR – Dilansir dari laman kemnkes, lansia adalah salah satu kelompok yang rentan terpapar virus, oleh sebab itu kelompok lansia menjadi prioritas dalam pemberian vaksin Covid-19.
Namun pada pelaksanaannya vaksinasi bagi lansia masih jauh dari harapan. Plt Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Maxi Reni Rondonuwu mengatakan dari total sasaran sebanyak 21,6 juta lansia, per tanggal 30 Maret 2021 jumlah lansia yang telah mengikuti vaksinasi baru sekitar 1,5 juta orang.
Menurut Maxi, salah satu penyebab masih rendahnya vaksinasi bagi lansia adalah faktor kemudahan akses ke lokasi vaksinasi.
Baca Juga: Tak Ingin Terus Diikuti Kuntilanak Berwajah Rata, Ini yang Akan Dilakukan Thantri Sundari
Dengan kemampuan fisik yang sudah mulai menurun, lansia membutuhkan tempat vaksinasi yang dekat dan mudah dijangkau.
Melihat faktor kendala tersebut, diharapkan Pemda untuk tidak hanya fokus menyediakan lokasi vaksinasi di pusat kota saja, namun juga tingkat kecamatan sampai desa.
Tidak semua lansia yang menjadi sasaran vaksinasi memiliki kondisi sosial maupun ekonomi yang sama, seperti lokasi vaksinasi yang jauh, ketiadaan pendamping, akses transportasi yang sulit dan faktor lain. Hal itulah yang kemudian menjadi penghambat para lansia untuk mengikuti vaksinasi.
Maxi menjelaskan kalau ada kebijakan yang menyatakan satu pendamping yang membawa dua lansia langsung untuk mengikuti vaksinasi akan ikut disuntik vaksin juga, namun tidak semua daerah menerapkan sistem ini. Dengan model baru seperti ini membuat proses vaksinasi berjalan lebih mudah dan aman.
Selain masalah kemudahan akses, kepercayaan masyarakat dalam mengikuti vaksinasi untuk melindungi diri dari potensi penularan Covid-19 juga turut menjadi perhatian pemerintah.
