MEDIA BLITAR - Dalam era digital ini, keberadaan platform pinjaman online (Pinjol) semakin marak di Indonesia. Salah satunya adalah AdaKami, yang beroperasi di bawah PT Pembiayaan Digital Indonesia. Aplikasi tersebut sempat viral beberapa waktu lalu di berbagai media sosial terutama Instagram, TikTok maupun Whatsapp, simak selengkapnya disini!
Meski telah mendapatkan izin resmi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), belakangan muncul keluhan dari pengguna terkait proses pengumpulan dan aksi oknum Debt Collector.
Selain itu, isu mengenai tingginya bunga pinjaman dari AdaKami juga menjadi sorotan publik. Dalam artikel ini akan menelusuri lebih lanjut tentang siapa pemilik AdaKami, profil perusahaan, dan dampaknya pada industri pinjaman online di Indonesia.
Profil PT Pembiayaan Digital Indonesia
PT Pembiayaan Digital Indonesia merupakan pemilik sekaligus operator dari platform Pinjol AdaKami sejak tahun 2019.
Dengan izin resmi dari OJK berdasarkan surat Nomor KEP-128/D.05/2019, AdaKami berhak memberikan layanan pinjaman yang aman dan nyaman.
Menurut laman resmi, pendapatan AdaKami mencapai lebih dari Rp1,24 triliun hingga tahun 2022. Namun, berapa pun pendapatannya, keluhan dari pengguna terkait bunga pinjaman yang tinggi menjadi perbincangan hangat.
Jejak Keuangan AdaKami
Dalam mengurai keuangan AdaKami, pendapatan mereka mencapai Rp1,24 triliun, namun biaya beban pokok dan operasional sebesar Rp854,9 miliar perlu dicatat.
Laba usaha mereka mencapai Rp393,2 miliar, dengan laba bersih tahun berjalan per 31 Desember 2022 sebesar Rp170,3 miliar.
Total aset AdaKami pada akhir tahun 2022 mencapai Rp617 miliar, yang terdiri dari aset lancar dan tidak lancar. Namun, muncul pertanyaan: apakah tingginya bunga pinjaman berkontribusi pada profitabilitas perusahaan?
Jajaran Direksi: Bernardino M Vega sebagai Pemilik AdaKami
Berbicara tentang pemilik AdaKami, Bernardino M Vega adalah nama yang menyebutkan. Sebagai Direktur Utama, CEO, dan pendiri AdaKami sejak 2018, Vega merupakan pengusaha besar di Indonesia.
Selain memimpin AdaKami, ia juga menjabat sebagai CEO PT Pembangkit Energi Mandiri dan pernah menjadi Konsultan Senior dari PT Korpindo Konsultansi. Bagaimana peran Vega dalam mengatasi isu-isu yang tengah melanda AdaKami?
Tidak hanya jajaran langsung, komisaris AdaKami juga diisi oleh nama-nama pengusaha terkenal di Indonesia dan Asia.
Isenta Hioe sebagai Komisaris Utama, Ho Tak Leung Simon sebagai anggota Komisaris, dan Amelia Kurniawan juga serta dalam pengawasan perusahaan.
Meskipun memiliki tim yang solid, adakah langkah yang akan diambil oleh mereka untuk menanggapi pemberitaan negatif terkait AdaKami?
Dengan maraknya keluhan dan pemberitaan negatif terkait AdaKami, masyarakat menuntut transparansi dan tanggung jawab.
Profil PT Pembiayaan Digital Indonesia sebagai pemilik AdaKami menjadi sorotan, khususnya kebijakan terkait bunga pinjaman online.
Bagaimana perusahaan ini merespons tantangan ini dan langkah-langkah apa yang akan diambil untuk meningkatkan pelayanan serta mengatasi isu-isu yang sedang berkembang, menjadi pertanyaan yang patut dijawab.
Masyarakat perlu mengetahui lebih banyak tentang bagaimana industri pinjaman online dapat beroperasi secara adil dan aman bagi semua pihak yang terlibat.
Demikian informasi terkait kepemilikan AdaKami lengkap dengan profil perusahaan PT pembiayaan Digital Indonesia dengan aset.***