Letusan Gunung Semeru dan Ramalan Jayabaya Diselimuti Mitos Ancaman Pulau Jawa yang Terbelah Jadi Dua

5 Desember 2021, 12:47 WIB
Letusan Gunung Semeru dan Ramalan Jayabaya Diselimuti Mitos Ancaman Pulau Jawa yang Terbelah Jadi Dua /Tangkap layar/Jurnal garut/Antara/

MEDIA BLITAR – Letusan Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur datang secara tiba-tiba. Tak ada aba-aba gunung yang memiliki julukan Mahameru ini menunjukkan keperkasaannya pada Sabtu, 4 Desember 2021 hingga 5 Desember 2021.

Meletusnya Gunung Semeru, ada sejumlah aliran kepercayaan yang mengaitkannya dengan ramalan Jayabaya. Cerita ini sudah lama berkembang di warga Banyumas dan sekitarnya.

PVMBG mencatat aktivitas vulkanik Gunung Semeru pada 1990, 1992, 1994, 2002, 2004, 2005, 2007 dan 2008. Pada tahun 2008, tercatat beberapa kali erupsi, yaitu pada rentang 15 Mei hingga 22 Mei 2008.

Baca Juga: UPDATE Terkini, Jumlah Korban Jiwa Erupsi Gunung Semeru Sampai Saat Ini Sebanyak 13 Orang

Saat ini, Gunung Semeru berada pada status level II atau waspada. Mengulas ke belakang, kini banyak orang yang mengakibatkan letusan Gunung Semeru ini dengan Ramalan Jayabaya. Raja Kediri itu meramalkan Pulau Jawa suatu saat akan terbelah.

Sebagian masyarakat meyakini malapetaka bakal menyelimuti Pulau Jawa. Pulau dengan penduduk terbanyak di Indonesia ini akan terbelah jika Gunung Slamet meletus. Meski demikian, sampai saat ini mitos tersebut belum dapat dibuktikan secara nyata.

Gunung Semeru, yang juga dikenal sebagai Mahameru adalah gunung berapi yang lekat dengan mitos rakyat Jawa.

Baca Juga: Tak Mengindahkan Larangan Berkerumun di Timbunan Abu Gunung Semeru, Warga Sumberwuluh Dibuat Kocar-kacir

Gunung yang memiliki ketinggian 3.676 mdpl ini, salah satu gunung tertinggi di Pulau Jawa, dipercaya sebagai tempat tinggal dewa-dewa.

Pasak Bumi Gunung Meru di India

Menurut salah satu mitos, Gunung Semeru dipercaya sebagai bagian puncak dari Gunung Meru di India yang dibawa oleh Dewa Brahma dan Dewa Wisnu ke Tanah Jawa untuk dijadikan pasak bumi.

Kisah yang termuat dalam kitab Tantu Panggelaran itu mengatakan bahwa sebelum Gunung Semeru ditancapkan, Pulau Jawa masih terombang-ambing di lautan lantaran belum ada penekannya.

Baca Juga: Berakhir Panik, Dilarang Mendekati Gunung Semeru Warga Nekat Berkerumun di Wilayah Timbunan Abu Semeru

Puncak Gunung Semeru dipercaya sebagai tempat bersemayamnya para Dewa Hindu dan menjadi penghubung antara Bumi dan Kahyangan.

Masyarakat Hindu melakukan upacara sesaji kepada dewa-dewa di Gunung Semeru setiap 8-12 tahun, saat mereka menerima suara gaib dari dewa-dewa di Mahameru.

Mitos lain menghubungkan letusan Gunung Semeru dengan pertanda bencana, atau peristiwa besar yang membawa penderitaan bagi rakyat.

Baca Juga: Gunung Semeru Meletus: BNPB Kucurkan Bantuan Logistik Senilai 1,1 Miliar untuk Kebutuhan Para Pengungsi

Karena itulah tidak heran ada yang menghubungkan letusan Gunung Semeru ini dengan ramalan Jayabaya, yang mengatakan bahwa Pulau Jawa akan terbelah

Maharaja Jayabaya merupakan raja Kerajaan Kediri yang memerintah sekitar abad ke-12 adalah visioner yang unggul.

Dari kitab Jangka Jayabaya, bait ke-164 sang raja berucap suatu saat Pulau Jawa akan terpotong menjadi dua.

Baca Juga: Gunung Semeru Meletus Jadi Sorotan Media Asing, Berapa Jumlah Korban Tewas Akibat Amukan Mahameru?

Dengan ramalan Jayabaya tersebut, kali ini banyak yang meyakini mitos Jawa terbelah akan terjadi.

Banyak masyarakat meyakini jika Ramalan Jayabaya selalu terbukti. Satu hal yang terbukti adalah masa menjelang perang kemerdekaan yakni saat Jawa dijajah Jepang.

Satu ramalan Jayabaya yang terbukti adalah: seumur jagung (3,5 bulan) yang dimaknai dijajah 3,5 tahun.

Baca Juga: Gunung Semeru Meletus, PVMBG Peringatkan akan Ada Potensi Bahaya Erupsi Susulan Diharap Waspada

Kemudian yang kembali viral adalah mitos pulau Jawa yang akan terbelah. Akan tetapi, dalam ramalan tersebut kuncinya adalah Gunung Slamet meletus.

Konon jika Gunung Slamet meletus dahsyat, maka pertanda Pulau Jawa akan terbelah dua.***

Editor: Farra Fadila

Tags

Terkini

Terpopuler