Ini Potret Galaksi Berbentuk ‘Buah dan Sayuran’ di Luar Bima Sakti yang Baru Ditemukan oleh Astronom China

- 31 Maret 2022, 19:17 WIB
Ini Potret Galaksi Berbentuk ‘Buah dan Sayuran’ di Luar Bima Sakti yang Baru Ditemukan oleh Astronom China
Ini Potret Galaksi Berbentuk ‘Buah dan Sayuran’ di Luar Bima Sakti yang Baru Ditemukan oleh Astronom China //Xinhua/Observatorium Astronomi Nasional China./

MEDIA BLITAR – Tim astronom tanpa sengaja menemukan galaksi berbentuk ‘buah dan sayuran’ di luar Bima Sakti. Menggunakan teleskop raksasa milik China, mereka menemukan sejumlah galaksi padat kecil di luar Bima Sakti (Milky Way), tempat pembentukan bintang sedang terjadi dengan cepat.

Jumlah temuan itu menjadi rekor terbanyak sejauh ini. Atas bantuan Large Sky Area Multi-Object Fiber Spectroscopic Telescope (LAMOST), tim peneliti di bawah naungan Observatorium Astronomi Nasional di Akademi Ilmu Pengetahuan China menemukan 1.417 galaksi padat baru.

Baca Juga: Presiden Turki Erdogan Nekat Telepon Putin Tekankan Pentingnya Gencatan Senjata: Akankah Hasilkan Perdamaian?

Jumlah itu hampir dua kali lipat banyaknya dari yang diketahui sebelumnya. Penelitian tersebut baru-baru ini dipublikasikan dalam The Astrophysical Journal.

“Hingga saat ini, ini menjadi sampel galaksi padat baru terbanyak yang ditemukan sekaligus," kata Luo Ali, peneliti kepala dalam tim penelitian tersebut, pada Selasa 29 Maret 2022.

Dia menambahkan bahwa rekor dunia sebelumnya untuk observasi galaksi hanya menemukan 800 galaksi.

Baca Juga: Antek-antek Rusia Larang Media Siarkan Wawancara dengan Presiden Ukraina, Kenapa?

Terlepas dari jumlah sampel, penelitian alam semesta ini menarik liputan banyak media karena galaksi-galaksi yang baru ditemukan tersebut dinamai dengan nama sayuran dan buah-buahan, terutama berdasarkan warna dan bentuknya.

Temuan tersebut terdiri dari 739 galaksi Kacang Polong (Green Pea), 270 galaksi Bluberi (Blueberry), dan 388 galaksi Anggur Ungu (Purple Grape), urai Luo.

“Galaksi Kacang Polong, misalnya, terlihat bundar dan padat seperti kacang, dan di citra warna semu (pseudocolor) terlihat berwarna hijau, sehingga galaksi tersebut diberi nama 'galaksi Kacang Polong',” imbuh Luo.

Baca Juga: KLIK LINK LIVE STREAMING Tinju Azka Corbuzier vs Vicky Prasetyo, Deddy Corbuzier Yakin Anaknya Menang

Terletak sekitar 1,5 miliar hingga lima miliar tahun cahaya, galaksi Kacang Polong berukuran kurang dari sepersepuluh dan memiliki massa kurang dari seperseratus dari ukuran dan massa Bima Sakti.

Namun, galaksi Kacang Polong memiliki laju pembentukan bintang yang sangat tinggi, yakni sekitar 10 kali lipat lebih cepat daripada Bima Sakti.

“Laju pembentukan bintang yang sangat cepat seperti ini banyak ditemui di masa awal alam semesta, tetapi jarang ditemui di masa kini,” tutur Liu Siqi, salah satu anggota tim peneliti.

Baca Juga: Wow, Khabib Nurmagomedov Beri Pesan Khusus pada Azka Corbuzier untuk Lawan Vicky Prasetyo

Liu yakin bahwa penelitian terhadap galaksi-galaksi Kacang Polong akan memberikan perspektif baru untuk memahami pembentukan dan evolusi galaksi di masa awal alam semesta.

Galaksi Bluberi paling dekat dengan Bumi dan lebih padat daripada galaksi Kacang Polong, sedangkan galaksi Anggur Ungu terletak di antara kedua galaksi lainnya atau lebih jauh daripada galaksi Kacang Polong.

Beberapa media China menjuluki temuan itu sebagai "kebun buah dan sayuran ekstragalaksi". Namun, para peneliti mengatakan galaksi-galaksi yang berwarna cerah ini kecil dan redup, yang membuat observasi sangat sulit dan terbatas.

Baca Juga: 19 Ucapan Selamat Menunaikan Ibadah Puasa 2022 Resmi, Marhaban Ya Ramadhan 1443 H Bulan Penuh Ampunan

Luo mengatakan galaksi-galaksi padat baru tersebut memiliki massa beragam, yang berkisar dari sekitar 310.000 hingga 10 miliar massa Matahari, dengan galaksi terjauh berjarak sekitar sembilan miliar tahun cahaya.

Foto yang diabadikan pada 19 Juni 2015 ini menunjukkan Large Sky Area Multi-Object Fibre Spectroscopy Telescope (LAMOST) di stasiun observasi Xinglong di Observatorium Astronomi Nasional China yang berada di bawah naungan Akademi Ilmu Pengetahuan China di Xinglong, Provinsi Hebei, China utara.

LAMOST dikenal sebagai Teleskop Guo Shoujing di China dan mulai dioperasikan pada 2008 untuk mengumpulkan spektrum berkualitas tinggi, pengumpulan data penting yang membantu astronom meneliti komposisi kimia, kepadatan, atmosfer, dan magnetisme benda-benda langit.

Baca Juga: Prediksi Skor Liverpool vs Watford 2 Maret 2022: Line Up, Head to Head, Jadwal Tayang Liga Inggris Pekan 31

LAMOST telah membantu menemukan lubang hitam bintang paling besar dan bintang raksasa yang paling kaya litium yang dikenal hingga saat ini.

Seiring dengan berlanjutnya survei ekstragalaksi yang dilakukan LAMOST, semakin banyak galaksi padat akan ditemukan, yang akan membuka lebih banyak peluang untuk memahami pembentukan dan evolusi galaksi pada masa awal alam semesta, kata Luo.

***

Editor: Arini Kumalasari

Sumber: Xinhua


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x