Pemenang Nobel Filipina Ressa Sebut Facebook Bias pada Fakta

- 9 Oktober 2021, 22:08 WIB
 Pemenang Nobel Filipina Ressa Sebut Facebook Bias pada Fakta.*/Instagram.com/@maria_ressa
Pemenang Nobel Filipina Ressa Sebut Facebook Bias pada Fakta.*/Instagram.com/@maria_ressa /

MEDIA BLITAR - Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian Maria Ressa menggunakan ketenaran barunya untuk mengkritik Facebook sebagai ancaman bagi demokrasi, dengan mengatakan raksasa media sosial itu gagal melindungi dari penyebaran kebencian dan disinformasi, serta "bias terhadap fakta".

Wartawan veteran dan kepala situs berita Filipina Rappler mengatakan kepada Reuters dalam sebuah wawancara setelah memenangkan penghargaan bahwa algoritma Facebook "memprioritaskan penyebaran kebohongan yang dicampur dengan kemarahan dan kebencian daripada fakta."

Baca Juga: Situasi Pangan Korea Utara Tampak Kritis, hingga PBB Lakukan Tindakan Cepat

Komentarnya menambah tumpukan tekanan baru-baru ini di Facebook, yang digunakan oleh lebih dari 3 miliar orang, di mana seorang mantan karyawan yang menjadi pelapor dituduh menempatkan keuntungan atas kebutuhan untuk mengekang ujaran kebencian dan informasi yang salah. Menyikapi hal itu, Facebook membantah melakukan kesalahan.

Mencari komentar atas pernyataan Ressa, juru bicara Facebook mengatakan raksasa media sosial itu terus berinvestasi besar-besaran untuk menghapus dan mengurangi visibilitas konten berbahaya.

Baca Juga: Peneliti Jepang Telah Mengidentifikasi Virus Yezo yang Menginfeksi Manusia, Begini Penjelasannya

"Kami percaya pada kebebasan pers dan mendukung organisasi berita dan jurnalis di seluruh dunia saat mereka melanjutkan pekerjaan penting mereka," tambah juru bicara itu.

Ressa berbagi Nobel dengan jurnalis Rusia Dmitry Muratov pada hari Jumat, untuk apa yang disebut komite menantang kemarahan para pemimpin Filipina dan Rusia untuk mengungkap korupsi dan kesalahan pemerintahan, dalam dukungan kebebasan berbicara di bawah kecaman di seluruh dunia.

Baca Juga: Drone Tak Berawak Serang Bandara Saudi, 10 Orang Luka-luka

Facebook telah menjadi distributor berita terbesar di dunia, "namun itu bias terhadap fakta, bias terhadap jurnalisme," kata Ressa.

Halaman:

Editor: Arini Kumalasari

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x