Penyelidikan Ledakan Beirut Berlanjut, hingga Keputusan Pembekuan atas Tuntutan Ketidakberpihakan Hakim

- 27 September 2021, 19:59 WIB
Ledakan pelabuhan yang merenggut lebih dari 200 nyawa dan menghancurkan Beirut pada tahun lalu.
Ledakan pelabuhan yang merenggut lebih dari 200 nyawa dan menghancurkan Beirut pada tahun lalu. /Sumber: Twitter / @brysonadahcole/

MEDIA BLITAR - Penyelidikan atas ledakan dahsyat di pelabuhan Beirut dibekukan pada Senin, ketika seorang mantan menteri ingin diinterogasi, saat seorang tersangka mengajukan kasus yang mempertanyakan netralitas penyelidik utama, seperti yang disampaikan oleh sumber peradilan.

Ledakan pelabuhan Beirut, yang terjadi pada 4 Agustus 2020 menewaskan lebih dari 200 orang, melukai ribuan orang, dan menghancurkan sebagian besar Beirut. 

Penyelidikan yudisial atas ledakan tersebut, menjadi salah satu ledakan non-nuklir terbesar yang pernah tercatat, tidak membuat kemajuan, hingga membuat marah banyak warga Lebanon, termasuk keluarga korban, karena tidak ada pejabat senior yang dimintai pertanggungjawaban.

Baca Juga: Seruan Taliban Pinta Maskapai Lanjutkan Penerbangan Internasional ke Afghanistan

Hakim Tarek Bitar ditunjuk sebagai penyelidik utama, setelah pencopotan pendahulunya pada bulan Februari dengan alasan yang sama.

Lebih lanjut, seperti yang diwartakan Reuters, bila Bitar diberitahu pada hari Senin tentang kasus terhadap dirinya, diajukan oleh mantan menteri dalam negeri dan anggota parlemen saat ini, yaitu Nohad Machnouk.

"Sekarang sidang akan dibatalkan dan Hakim Bitar akan berhenti memeriksa berkas itu sampai pengadilan kasasi memutuskan menerima atau menolaknya," kata sumber tersebut.

Tidak ada komentar langsung dari Bitar, yang tidak diizinkan berbicara kepada media.

Baca Juga: Setuju Pernyataan Malala Yousafzai atas Perlindungan Perempuan Afghanistan, tapi Belum Temukan Titik Terang

Penyelidikan telah menghadapi tekanan politik dari partai-partai kuat yang telah menuduh adanya bias dalam penyelidikan.

Halaman:

Editor: Arini Kumalasari

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x