Perang Armenia-Azerbaijan, Jumlah Korban Jiwa Bertambah 230 Orang

5 Oktober 2020, 18:27 WIB
Perang Armenia dan Azerbaijan.* /EPA/

MEDIA BLITAR - Pertempuran masih berlanjut antara Armenia dan Azerbaijan yang memperebutkan wilayah sengketa Nagorno-Karabakh. Pertempuran ini telah dimulai pada Minggu, 27 September 2020 lalu.

Dikutip MEDIA BLITAR dari Reuters, Armenia mengatakan akan menggunakan semua cara yang diperlukan untuk melindungi etnisnya dari serangan Azerbaijan pada Sabtu, 3 Oktober 2020.

Baca Juga: Azerbaijan Kembali Lancarkan Serangan, Tembaki Sipil Armenia dengan Roket

Pasukan Azerbaijan menyebut telah merebut serangkaian desa di dalam daerah pertempuran pegunungan Nagorno-Karabakh.

Armenia dan Azerbaijan saling menyerang dengan roket dan rudal membuat gejolak terbaru  dari konflik yang berlangsung selama puluhan tahun. Prancis mencoba untuk menengahi Armenia dan Azerbaijan untuk berdamai, tetapi kedua negara tersebut mengabarinya.

Baca Juga: Perang Armenia dan Azerbaijan Meletus, Apa Penyebabnya?

Nagorno-Karabakh daerah yang ingin memisahkan diri dari wilayah Azerbaijan  sejak gencatan senjata pada 1990-an.

Pertempuran di wilayah Nagorno-Karabakh setidaknya 230 orang tewas akibat perang. 

Masing-masing pihak mengatakan telah menghancurkan ratusan tank. Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev mengirim ucapan selamat kepada seorang komandan militer atas penangkapan, dan perebutan sebuah desa Karabakh.

Baca Juga: Armenia vs Azerbaijan, Ini Awal Konflik Wilayah di Nagorno-Karabakh

Hari ini tentara Azeri mengibarkan bendera Azerbaijan di Madagiz.

"Madagiz adalah milik kita,” kata Aliyev di media sosial.

Dia kemudian mengumumkan perebutan tujuh desa lagi. 

Di ibukota Azerbaijan Ratusan orang turun ke jalan-jalan untuk merayakan pengibaran bendera dan plakat bertuliskan "Karabakh yang dulu dan akan menjadi milik kita."

Baca Juga: Cek Fakta: Cina Targetkan 100 Juta Penduduk Indonesia Mati Melalui Vaksin?

Sementara itu, Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan dalam pidato yang disiarkan lewat televisi mengatakan bahwa pertempuran di garis depan sangat sengit.

"Sampai saat ini, kita sudah mengalami korban jiwa yang tinggi, baik militer maupun sipil, peralatan militer dalam jumlah besar tidak lagi dapat digunakan, tetapi musuh masih belum dapat menyelesaikan salah satu masalah strategisnya,” ujarnya

Tentara Armenia sejauh ini untuk menahan diri untuk memasuki wilayah perang Nagorno-Karabakh. Tapi Pashinyan menggambarkan konflik itu sebagai perjuangan nasional dan membandingkannya dengan perang dengan Turki Utsmaniyah pada awal abad ke-20.

Baca Juga: Produksi Garam Nasional Rendah, Pemerintah Siapkan Kiat Jitu Tingkatkan Produktivitas dan Kualitas

Perebutan wilayah Nagorno-Karabakh merupakan perselisihan utama antara Azerbaijan dan Armenia, daerah tersebut merupakan perbatasan kedua negara. Wilayah Nagorno-Karabakh menjadi sumber perselisihan bahkan sebelum terbentuknya Uni Soviet.

Secara Internasional sebagai wilayah perebutan wilayah Nagorno-Karabakh adalah wilayah Azerbaijan, tetapi sebagian besar Etnis Armenia yang menentang pemerintahan Azerbaijan.

***

 

Editor: Annisa Aprilya Putri

Tags

Terkini

Terpopuler