Baru Saja Tayang Episode 1, Drakor Snowdrop Kena Petisi Kontroversi Distorsi Sejarah Digadang Jadi Penyebab

- 19 Desember 2021, 14:18 WIB
Baru Saja Tayang Episode 1, Drakor Snowdrop Kena Petisi Kontroversi Distorsi Sejarah Digadang Jadi Penyebab
Baru Saja Tayang Episode 1, Drakor Snowdrop Kena Petisi Kontroversi Distorsi Sejarah Digadang Jadi Penyebab //instagram/@snowdrop_jtbc_/

MEDIA BLITAR – Jisoo BLACKPINK dan Jung Hae In baru saja merilis Drama Korea (drakor) terbaru mereka berjudul Snowdrop. Drakor ini juga menandai debutnya Jisoo BLACKPINK di kancah drama Korea Selatan.

Namun, baru saja diresmikan tayang pada Sabtu, 18 Desember 2021 dengan menampilkan episode perdananya. Drakor ini malah kena petisi? Lantas petisi apa yang membuat para penggemar drama marah besar?

Baca Juga: Link Streaming dan Nonton Drakor Snowdrop Episode 1 Sub Indo, Kisah Romansa Menandai Debutnya Jisoo BLACKPINK

Drama ini disambut antusias oleh penggemar drama, tak terkecuali bagi netizen Korea Selatan itu sendiri.

Usut punya usut netizen Korea sudah lama memperhatikan drama ini jauh sebelum rilis perdananya, JTBC khususnya produsen dari drama ini.

Ternyata JTBC tidak menepati janji mereka, sehingga kontroversi distorsi sejarah kembali mencuat.

Baca Juga: Kim Soo Hyun, Aktor Korea Selatan dengan Bayaran Rp 6 Miliar Setiap Episode dalam Drama One Ordinary Day

Pada Minggu, 19 Desember 2021, sebuah petisi baru dengan judul 'Petisi untuk Menghentikan Penyiaran Drama Snowdrop' telah diunggah di papan buletin Blue House (Kantor Kepresidenan Korea Selatan).

Pada hari yang sama, pemohon petisi juga mengatakan jika Snowdrop telah menuai kontroversi sejak sinopsis terungkap karena dianggap meremehkan gerakan pro-demokrasi.

Baca Juga: Se-multitalenta Apa Song Hye Kyo Pemain K-Drama Now We Are Breaking Up, Ini Profesi Menarik yang Diperankannya

JTBC sempat membantah bahwa Snowdrop meremehkan gerakan pro-demokrasi di tahun 1987, namun JTBC dianggap telah mengingkari janjinya tersebut.

Penulis petisi khawatir jika Snowdrop justru menanamkan pandangan sejarah yang salah tentang gerakan demokratisasi Korea karena ditayangkan melalui Disney+ yang dapat ditonton seluruh dunia.

Sementara itu, situs web Snowdrop di JTBC, mulai pukul 9 pagi KST tadi, menyetel semua bagian komentar pemirsa menjadi pribadi. Hanya penulis dan pengelola papan buletin yang dapat memeriksa isinya.

Baca Juga: Drakor Song Hye Kyo Teranyar 'Now, We Are Breaking Up’ Jadi Jajaran Drama Epik Mantan Istri Song Joong-ki

Sementara itu, drama lain dirancang untuk memungkinkan pemirsa membaca bagian opini pemirsa meskipun mereka bukan penulisnya.

Pengaturan ini tampaknya menjadi bagian dari langkah putus asa untuk mencegah papan buletin diplester dengan opini publik yang negatif mengenai kontroversi distorsi sejarahnya.

Pengaturan ini akhirnya menyebabkan kemarahan publik, di mana JTBC seolah-olah menolak untuk berkomunikasi dengan pemirsa terkait distorsi sejarah.

Baca Juga: Sukses di Season 1, Drama Korea Yumis Cell Dikabarkan Akan Lanjut ke Season 2

Pada presentasi produksi sebelumnya, sutradara Cho Hyun-Tak berkata bahwa Snowdrop merupakan cerita yang ditulis oleh penulis Yoo Hyun Mi sejak 2008, serta terinspirasi dari tulisan tangan pembelot Korea Utara.

Tak hanya itu, cerita Snowdrop juga dipadatkan dengan sungguh-sungguh menggabungkan apa yang sebenarnya dialami oleh Yoo Hyun Mi saat kuliah dulu.

“Saya mulai dengan tulisan tangan para pembelot Korea Utara, tetapi saya mencoba untuk melihat lebih dekat pada orang-orang itu sendiri daripada menyebut Korea Utara atau ideologi politik apa pun,” ujar sang sutradara.

Baca Juga: Waduh, Ada Artis Korea yang Tidak Cocok Main Drama dan Film Tentang Sejarah, Siapa Saja Mereka?

Sementara itu, episode pertama dari drama Sabtu-Minggu JTBC 'Snowdrop' yang tayang pada tanggal 18 Desember, mempertahankan ulasan yang baik dengan kinerja yang baik dari para aktor dan perkembangan yang pesat.

Dalam siaran hari itu, Yeong-ro ( Jisoo ), seorang mahasiswa baru di Universitas Wanita Hosu, telah bertemu Su-ho ( Jung Hae-in ), yang menyamar sebagai mahasiswa pascasarjana Korea dari Jerman, dalam situasi yang sangat dramatis.***

Editor: Annisa Aprilya Putri


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah