Tapi belakangan ini, seni mengungkapkan pendapat ini seakan dibungkam oleh elit politik dan aparat kepolisian.
Salah satu mural yang sempat viral dan dihapus oleh polisi adalah Mural 'Tuhan Aku Lapar'.
Kasus penghapusan ini adalah kasus pembredelan mural pertama yang terjadi di daerah Tigaraksa, Kabupaten Tangerang.
Kapolsek Tigaraksa Kompol Rudi Supriadi menerangkan bahwa pihaknya memahami pembuatan mural tersebut hanya untuk untuk menyampaikan aspirasi lewat medium seni coretan di tembok.
Rudi Supriadi mengklaim telah mendatangi kediaman pembuat mural dan memberikan bantuan sembako.
“Iya betul. Itu Jumat malam udah kita hapus, petugas dari kita ketika tahu ada mural itu langsung dihapus,” paparnya, Senin 26 Juli 2021.
Menurut admin ‘Gejayan Memanggil’ tujuan lomba ini diadakan demi menghidupkan semangat revolusi dan juga menyikapi tindakan semena-mena pemerintah yang terlalu responsif terhadap coretan-coretan di dinding.
“Aksi pemberontakan adalah respon di mana suara-suara rakyat tak lagi didengar. Begitu pun mural, ia adalah representasi dari perasaan rakyat yang tidak diberitakan bahkan mereka hilangkan karena mereka tidak senang melihat rakyat punya kesadaran! Beritakan, tag teman-teman kalian Suarakan, Lawan! #lombadibungkam #muralindonesia #gejayanmemanggil,” tulis admin Gejayan Memanggil.***