Network
MEDIA BLITAR - Arti dan makna dari singkatan atau istilah KBG, akan tersaji di dalam artikel berikut ini.
Singkatan atau istilah KBG akhir-akhir ini ramai dibicarakan publik menyusul drama rumah tangga Lesti Kejora dan Rizky Billar.
Seperti ramai diberitakan sebelumnya Lesti Kejora telah melaporkan suaminya, Rizky Billar ke Polres Jakarta Selatan terkait KDRT pada 28 September 2022 lalu.
Baca Juga: Buntut Tragedi Kanjuruhan, Polri Tak Akan Gunakan Gas Air Mata Saat Pertandingan Sepak Bola
Atas laporan tersebut, Rizky Billar dipanggil pihak kepolisan dan menjalani pemeriksaan dan kemudian ditetapkan sebagai tersangka.
Jelang beberapa saat ditetapkan sebagai tersangka, Lesti Kejora mendatangi Polres Jakarta Selatan dan mencabut laporannya.
Adanya pencabutan laporan tersebut, Rizky Billar dinyatakan bebas bersayarat dan hanya melakukan wajib lapor setiap dua minggu sekali.
Baca Juga: KPI Larang Pelaku KDRT Tampil di TV dan Radio, Rizky Billar: Saya Belum Tahu
Keputusan Lesti Kejora terkait pencabutan laporannya terhadap Rizky Billar tersebut menuai pro dan kontra di kalangan warganet.
Lebih lanjut, KDRT merupakan salah satu bentuk dari KBG, lantas apa yang dimaksud dari KBG?
KBG merupakan singkatan dari Kekerasan Berbasis Gender, United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) menyebutkan KBG adalah kekerasan secara langsung pada seseorang yang didasarkan atas seks atau gendernya.
Baca Juga: 2 LINK LIVE STREAMING Torino vs Juventus Kickoff 23.00 WIB Malam Ini, Liga Italia Serie A
Adapun bentuk dari KBG ini adalah kekerasan fisik, seksual, pemaksaan, ancaman, atau pengekangan yang membatasi atau mencederai kebebasan seseorang berdasar gendernya.
Dari berbagai bentuk perilaku kekerasan berbasis gender tersebut kemungkinan akan menimbulkan kejahatan yang mungkin terjadi.
Salah satun misalnya adalah kekerasan seksual yang kemudian dapat melahirkan kejahatan berupa pelecehan atau bahkan eksploitasi seksual.
Baca Juga: PREDIKSI Skor dan Susunan Pemain Manchester United vs Newcastle di Liga Inggris 2022
Perlu diketahui, kekerasan berbasis gender dapat menyerang siapa saja, baik itu laki-laki atau perempuan.
Akan tetapi berdasar data yang dihimpun oleh WHO, perempuan dan anak-anak menjadi pihak yang paling rentan terhadap kekerasan ini.
Berbagai pihak memiliki peran yang penting untuk menciptakan lingkungan bebas dari Kekerasan Berbasis Gender, baik itu laki-laki maupun perempuan.***
