Sejarah Hari Raya Lebaran Ketupat di Pulau Jawa, Indonesia dan Arti Ketupat dalam Filosofi Bahasa Jawa

- 5 Mei 2022, 08:40 WIB
Sejarah Hari Raya Lebaran Ketupat di Pulau Jawa, Indonesia dan Arti Ketupat dalam Filosofi Bahasa Jawa
Sejarah Hari Raya Lebaran Ketupat di Pulau Jawa, Indonesia dan Arti Ketupat dalam Filosofi Bahasa Jawa /instagram.com/fangling8 /

MEDIA BLITAR - Sejarah hari raya lebaran ketupat dan filosofi ketupat dalam bahasa Jawa masih belum banyak diketahui, padahal tradisi ini sudah berlangsung secara turun-temurun usai Hari Raya Idul Fitri sejak zaman Sunan Kalijaga.

Lalu seperti apa sejarah lengkap hari raya lebaran Ketupat? Kenapa Ketupat identik dengan hari raya Idul Fitri? Berikut ulasan selengkapnya!

Perlu diketahui ketupat lebaran salah satu hidangan yang paling banyak ditemui saat hari raya Idul Fitri dan bodo Kupat (Hari Raya Ketupat).

Baca Juga: UPDATE Lebaran Ketupat 2022 Tanggal Berapa? Berikut Informasi Lengkap Hari Raya Ketupat Lengkap Filosofi Kupat

Ketupat merupakan beras yang dimasak di dalam selongsong atau bungkus daun kelapa muda yang dibentuk menyerupai belah ketupat atau segi empat.

Kemudian, beras yang sudah dimasukkan ke dalam bungkus daun tersebut direbus dalam kurun waktu tertentu sehingga dapat dihidangkan dengan padatan nasi pulen sekaligus empuk.

Selama ini, ketupat menjadi simbol hari raya Idul Fitri di tanah air. Bahkan, symbol tersebut tidak hanya dalam hidangan semata namun juga menjadi bagian dari dekorasi, bingkisan maupun kartu ucapan.

Baca Juga: JELAS CONTOH Teks MC Pembawa Acara Halal Bihalal dalam Bahasa Indonesia, Reuni Keluarga, Sekolah dan Alumni

Sejarah Hari Raya Lebaran Ketupat

Pada zaman Kerajaan Majapahit dan Kerajaan Pajajaran, masyarakat Jawa seringkali mengadakan agenda persembahan dalam pemujaan dewi kesuburan, khususnya pertanian yakni, Dewi Sri.

Pada saat itu, sistem kepercayaan masyarakat Jawa yakni, kejawen. Namun pada masa pemerintahan Kerajaan Demak, Sunan Kalijaga menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa.

Hal tersebut dikarenakan masyarakat Jawa masih sulit melepas kepercayaan Kejawen. Sunan Kalijaga kemudian melakukan akulturasi budaya antara islam dan kebudayaan setempat. Salah satunya, ketupat.

Ketupat menjadi lambing atau symbol perayaan hari raya Idul Fitri bagi umat islam hingga saat ini di Indonesia.

Baca Juga: MUDAH CONTOH Teks MC Pembawa Acara Halal Bihahal dalam Bahasa Jawa, Singkat Jelas Mudah Dipahami

Filosofi Ketupat dalam Bahasa Jawa

Filosofi ketupat dalam bahasa Jawa berasal dari kata kupat yang artinya ngaku lepat, maksudnya mengakui kesalahan.

Selain itu, kupat juga dimaknai sebagai laku papat yang menunjukkan jumlah sisi pada ketupat sebanyak 4 bagian yang diberi nama luberan, laburan, leburan dan lebaran.

Makna dari sisi pertama lebaran adalah berasal dari kata dasar lebar yang artinya membuka pintu maaf selebar-lebarnya bagi sanak keluarga maupun orang lain seperti tetangga.

Baca Juga: MUDAH CONTOH Teks Sambutan Halal Bihalal Hari Raya Idul Fitri, Cocok Untuk Ketua Panitia, Sekolah, Keluarga

Arti dari sisi kedua luberan berasal dari kata dasar luber yang artinya, melimpah dan member sedekah bagi orang yang memerlukan.

Arti dari sisi ketiga leburan berasal dari kata lebur yang artinya melebur segala dosa maupun kesalahan yang sudah diperbuat sebelumnya.

Sisi keempat yakni laburan berasal dari kata labor atau kapur yang artinya mensucikan diri sehingga hati dan jiwa kembali menjadi bersih dan terlahir kembali.

Itulah sejarah hari raya lebaran ketupat dan filosofi ketupat dalam bahasa Jawa yang saat ini menjadi bagian dari tradisi perayaan Idul Fitri di bumi Nusantara khususnya Pulau Jawa.***

Editor: Arini Kumalasari

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x