Benarkah Vaksin Sinovac Menyebabkan Seseorang Terinfeksi Covid-19? Ini Penjelasannya

- 26 Januari 2021, 10:22 WIB
Benarkah Vaksin Sinovac Menyebabkan Seseorang Terinfeksi Covid-19? Ini Penjelasannya
Benarkah Vaksin Sinovac Menyebabkan Seseorang Terinfeksi Covid-19? Ini Penjelasannya /Ilustrasi vaksin Covid-19/Pixabay/WiR_Pixs/

MEDIA BLITAR – Beberapa hari terakhir, beredar kabar bahwa terdapat tokoh publik terinfeksi Covid-19 setelah diberikan vaksin Sinovac. Kabar ini membuat masyarakat bingung dan bertanya tanya benarkah vaksin Sinovac menyebabkan infeksi Covid-19.

Benarkah vaksin Sinovac bisa membuat orang bisa terinfeksi Covid-19? Berikut penjelasannya.

Melalui penjelasan dr. Adam Prabata melalui akun Instagramnya @adamprabata, menjelaskan bahwa vaksin Sinovac tidak menyebabkan seseorang terinfeksi Covid-19. Infeksi Covid-19 kemungkinan besar dapat terjadi pada kasus tersebut sebelum vaksin Covid-19 diberikan atau sebelum imunitas penuh terbentuk.

Baca Juga: DILUAR DUGAAN! Usai Nyanyikan Goodbye, Joy dan Kezia Tereliminasi dari Indonesian Idol 2021

Perlu diketahui bahwa risiko munculnya penyakit Covid-19 pada orang yang sudah divaksin tetap ada, tetapi risikonya jauh lebih rendah dibandingkan yang tidak divaksin.

Untuk lebih jelasnya, ketahui bahwa vaksin Sinovac yang sedang diuji klinis di Indonesia merupakan vaksin virus inaktif, artinya virus tidak punya kemampuan menginfeksi. Sehingga tidak menyebaban orang terinfeksi Covid-19 dan tidak menyebabkan hasil PCR menjadi positif.

Baca Juga: Masker Katup untuk Pencegahan Covid-19, Apakah Dianjurkan? Cek Penjelasan Berikut

Vaksin Covid-19 lainnya yang sudah selesai uji klinis fase III yaitu ada AstraZeneca, Pfizer, Moderna, Gamaleya, serta Sinopharm dan ini tidak menyebabkan infeksi Covid-19.

Perlu diketahui bahwa vaksin membutuhkan waktu untuk memunculkan kekebalan tubuh setelah disuntik.

Untuk timeline vaksin Sinovac, bahwa dihari ke-0 untuk dosis vaksin pertama, lalu hari ke-7 menunjukkan imunitas mulai terbentuk. Selanjutnya harike-14 untuk dosis vaksin kedua. Dan di hari ke-28 imunitas penuh tercapai.

Baca Juga: BREAKING NEWS! Frank Lampard Resmi Dipecat, Thomas Tuchel Jadi Pelatih Baru Chelsea?

Sehingga ada kemungkinan muncul Covid-19 lebih besar bila infeksi terjadi sebelum imunitas penuh tercapai.

Selain itu, infeksi Covid-19 dapat terjadi sebelum vaksin diberikan. Karena Covid-19 memiliki masa inkubasi 2 hingga 14 hari antara waktu terinfeksi dengan munculnya gejala.

Sementara itu, terdapat periode pada masa inkubasi dimana virus belum dapat dideteksi bahkan oleh PCR.

Hal ini menunjukkan bahwa terdapat kemungkinan vaksin diberikan saat seseorang sudah terinfeksi Covid-19 dan sedang dalam masa inkubasi.

Baca Juga: INFO COVID-19 SENIN 25 JANUARI 2021 KAB. BLITAR: Kasus Positif 49 Orang, Sembuh 74 Orang

Perlu digaris bawah bahwa, hingga saat ini belum diketahui secara pasti kemampuan vaksin Covid-19 yang sudah diumumkan hasil uji klinis fase III untuk mencegah kasus Covid-19 asimptomatik (tanpa gejala).

Vaksin AstraZeneca dan Moderna diduga mampu mencegah Covid-19 asimptomatik, tetapi masih dibutuhkan lebih banyak data untuk mendukung hal tersebut.

Baca Juga: Meski Tak Dihadiri Sang Ibu, Kalina Oktarani Inginkan Ini Saat Dilamar Vicky Prasetyo

Maka tindakan disiplin protokol kesehatan tetap harus dilakukan meski sudah divaksin. Karena belum ada bukti kuat vaksin bisa mencegah seseorang terinfeksi Covid-19.

Meski vaksin mencegah Covid-19 bergejala, tetapi orang yang sudah divaksin tetap berpotensi terinfeksi dan menularkan ke orang lain.

Jaga kesehatan dan semoga informasi ini bermanfaat. ***

Editor: Annisa Aprilya Putri

Sumber: Instagram @bpptkg


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x