Anak di Bawah 10 Tahun Rentan Terpapar, Berikut Gejala Awal Penyakit Hepatitis Misterius

6 Mei 2022, 14:32 WIB
Waspadai Hepatitis Akut Misterius, Masyarakat Diimbau Terapkan PHBS /Pixabay/Semevent

MEDIA BLITAR - Penyakit hepatitis misterius yang tengah melanda dunia dan dikabarkan masuk ke Indonesia neresahkan masyarakat.

Hingga saat ini, belum diketahui penyebab penyakit hepatitis misterius tersebut muncul.

Kementrian Kesehatan menduga hepatitis misterius diakibatkan oleh beberapa virus yang berperan, satu di antaranya adalah Adenovirus 41.

Baca Juga: Tayang Juni 2022, Drama Korea Yumi's Cells Season 2 Ungkap Love Cell Milik Yoo Babi

Melansir PikiranTakyat.com dengan judul artikel "Waspadai Gejala Awal Hepatitis Misterius, Lebih Banyak Serang Anak Usia di Bawah 10 Tahun" Dokter Spesialis Anak, Hanifah Oswari, dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) saat konferensi pers pada Kamis, 5 Mei 2022 mengatakan, penyakit hepatitis misterius yang saat ini terjadi, terbilang berat dan datang dalam waktu bersamaan serta cepat.

Melalui pemaparanya, Hanifah menyebutkan antara hepatitis A, B, C, D, E dan kasus yang saat ini terjadi memiliki gejala berbeda.

Hepatitis akut berat bukan disebabkan oleh virus dan penyakit ini menyerang anak-anak di bawah usia 16 tahun, dan lebih banyak menyerang anak usia di bawah 10 tahun.

Baca Juga: VIRAL! Video Tiga Anak Laki-laki yang Tunjukkan Alat Vitalnya Kepada Wanita Dewasa di Tempat Umum

Gejala Awal

Gejala awal yang banyak dilaporkan adalah menyerang saluran pencernaan, seperti diare, mual, muntah, dan sakit perut.

"Berdasarkan laporan yang ada, gejala awalnya yaitu di Gastrointestinal (saluran cerna) terlebih dahulu. Kadang- kadang disertai demam ringan," kata Hanifah.

Setelah gejala awal terjadi, biasanya yang akan terjadi yang ke arah hepatitis yaitu anak mengeluarkan air kecil seperti teh warnanya, air besarnya pucat, matanya atau kulitnya bila diperhatikan berwarna kuning.

Baca Juga: Apa Arti Miamabkassp, Bahasa Gaul yang Viral di TikTok? Ternyata Sepenggal Lirik Lagu Chrisye

Jika dokter pada saat memeriksa kadar SGOT atau SGPT yaitu enzim hati didapatkan salah satu atau kedua enzim itu meningkat di atas 500 gastrominal limit per mililiter (ml) dan berlanjut lagi gejalanya, pasien akan mengalami gangguan pembekuan darah.

Kemudian setelah itu, pasien anak akan mengalami penurunan kesadaran yang dapat berlanjut menjadi kematian bila pasien tidak dilakukan transplantasi hati.

Dengan gejala dan dampak dari penyakit tersebut, Hanifah meminta para orang tua untuk selalu waspada jika menemukan tanda atau gejala yang sama.

Baca Juga: Jangan Takut Vaksin! Hepatitis Misterius Bukan Efek Samping dari Vaksin Covid 19 untuk Anak

"Jadi kita harus waspada jika anak-anak kita mengalami gejala saluran cerna seperti tadi dan dicurigai bisa mengarah ke arah hepatitis akut berat yang belum diketahui penyebabnya itu, bawalah anak kita ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapat pertolongan," kata Hanifah.

Terkait hepatitis akut berat kata Hanifah, jangan sampai terlambat mengenali gejala yang sudah berat dan menguning.

Segera membawa anak anak ke dokter untuk mendapat pertolongan agar tidak menimbulkan kematian.

Untuk mencegah itu, dibutuhkan kerja sama fasyankes dan rumah sakit untuk menemukan gejala awal sedini mungkin dari hepatitis akut berat.***(Pikiran Rakyat/Rizki Laelani)

Editor: Farra Fadila

Tags

Terkini

Terpopuler