Mitos dan Fakta di Grup Emak-emak Tentang Vaksin, Jangan Vaksin COVID-19 Saat Hamil Bisa Keguguran

26 Agustus 2021, 11:06 WIB
ILUSTRASI - Ibu Hamil.* /pixabay/วัฒนา ลอยมา

MEDIA BLITAR– Sejumlah media sosial beredar kabar, yang melarang keras ibu hamil untuk tidak vaksin, alasannya adalah bisa menyebabkan keguguran.

Dalam berbagai uji klinis yang telah dilakukan, vaksin diklaim efektif memunculkan respons antibodi terhadap virus Corona. Namun, tak jarang pula ditemukan berbagai efek samping dan reaksi alergi yang harus dicermati

Nah, dalam pengembangan vaksin tersebut, kelompok seperti ibu hamil seakan tak banyak menjadi sorotan. 

Hal itu kemudian mengundang tanya, apakah vaksin COVID-19 untuk ibu hamil aman? dan apakah benar bahwa vaksin COVID-19 bisa sebabkan keguguran?

Baca Juga: Athalla Naufal Ulang Tahun, Venna Melinda Ungkap Makna Pemberian Nama Hingga Kecelakaan Saat Hamil

Mitos dan hoax yang berkaitan dengan vaksin COVID-19 telah menyebar di sejumlah grub-grub media sosial, mirisnya yang paling banyak terindikasi terkena hoaks adalah ibu-ibu atau emak-emak.

Penyebaran mitos medis dan misinformasi bukanlah fenomena baru, tampaknya hoaks telah menjadi masalah yang tak berujung di era media sosial.

Diperparah dengan fakta bahwa literasi masyarakat Indonesia masih sangat rendah, penyebaran berita palsu menjadi semakin tak terkendali.

Berita palsu tampaknya telah berkembang lebih cepat dari sebelum pandemi COVID-19 menyerang dunia.

Baca Juga: Rupanya Aurel Hermansyah Sempat Dipaksa Nagita Slavina Lakukan Ini Sebelum Hamil : Coba Lagi!

Penyebab utama hoaks lebih cepat menyebar karena fakta bahwa penyakit ini relatif baru, membuat banyak orang mengikuti teori konspirasi dan “fakta” palsu dalam mencari jawaban.

Untuk memerangi penyebaran informasi yang salah, MEDIA BLITAR mencoba meluruskan mitos dan hoax yang tersebar di masyarakat.

Dilansir melalui Healthline oleh MEDIA BLITAR berikut adalah jawaban teori konspirasi dan vaksin jika vaksin COVID-19 saat hamil bisa akibatkan keguguran, yang biasa tersebar di grup emak-emak.

Menurut ahli epidemiologi dan kesehatan masyarakat di Parenting Pod, Elizabeth Beatriz, PhD, klaim ini berasal dari surat yang memberikan informasi yang salah tentang apa yang ada di dalam vaksin.

Mitos ini muncul dari informasi mirip dengan mitos infertilitas, dan itu sama-sama tidak akurat. Ia mengatakan bahwa beberapa wanita yang terlibat dalam uji coba vaksin benar-benar hamil tak lama setelah vaksinasi – yang berarti mereka tidak menjadi mandul karena vaksin.

Baca Juga: Wanita Hamil Dibunuh di Cakung, Dibungkus Kardus dan Terpal Saat Ditemukan

“Banyak wanita telah mendapatkan vaksin saat hamil dan berhasil melahirkan bayi yang cantik dan sehat,” kata Beatriz.

“Ini termasuk wanita yang menjalani uji klinis (yang hamil setelah vaksinasi) dan wanita yang telah divaksinasi saat hamil sejak vaksin tersedia lebih luas,”

Beatriz pun menegaskan vaksin hanya bekerja untuk meningkatkan respon imun pada tubuh saja tak akan membuat Anda keguguran atau mandul.

“Vaksin ini bekerja dengan meningkatkan respons imun pada orang yang divaksinasi. Itu tidak memberi Anda penyakit yang bisa menular ke orang lain,” jelas Beatriz.

“Vaksin tidak akan membahayakan orang yang divaksinasi. Itu hanya akan mendorong respons kekebalan yang sehat – dan itu tidak akan membahayakan orang-orang di sekitar mereka.”***

Editor: Rezky Putri Harisanti

Sumber: Healthline

Tags

Terkini

Terpopuler