Ibu dari dua orang bayi, yaitu Dita Faisal dari Desa Serang, Blitar, turut menyampaikan kepeduliannya terhadap pertumbuhan anak-anak di posyandu, menyampaikan keprihatinan hal ini. Sebagai ibu, ia mengangkat dan menyampaikan tentang alokasi anggaran gizi per anak di posyandu yang menimbulkan ketidakpastian dan keterlambatan dalam penyaluran dana.
Dita Faisal menyoroti bahwa anggaran gizi per balita di Desa Serang hanya sebesar Rp3.500, sebuah nominal yang menurutnya tidak mencukupi. Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa selama 6 bulan, dana tersebut tidak disalurkan ke 5 posyandu di desanya. Hal ini menimbulkan keterlambatan pembayaran untuk 150 balita, yang tentunya memprihatinkan.
Perasaan sedih meningkat, ketika Dita Faisal mengetahui bahwa 25 kader posyandu, yang sebagian besar adalah ibu-ibu, terpaksa menanggung biaya gizi anak selama 6 bulan berturut-turut. Bahkan, pencairan dana yang dilakukan pada Oktober 2023 hanya mencakup 6 bulan terakhir, menimbulkan pertanyaan tentang pelaksaan yang semestinya berlangsung.
Baca Juga: Koar-Koar Dukung Produk UMKM, Istri Gibran Rakabuming Selvi Ananda Terciduk Pamer Barang Branded Viral TikTok
Dita Faisal menegaskan bahwa kesedihan ini bukan semata-mata bagi ibu-ibu kader yang rela mengorbankan uang pribadi untuk kepentingan pemerintah, melainkan untuk masa depan anak-anak. Dita Faisal mengajukan permohonan kepada para pemangku kebijakan untuk segera menyalurkan dana gizi yang sesuai untuk memastikan pertumbuhan anak-anak terjamin.
Di sisi lain, kepala desa yaitu Handoko, dalam rakor penyelenggaraan posyandu menjelaskan beberapa langkah yang telah dilakukan menanggapi pengaduan publik ini. Dalam wawancara yang dilakukan dengan Tim Media Blitar, Handoko menyebutkan bahwa ada peningkatan koordinasi administrasi antara kader posyandu dan pelaksana kegiatan, evaluasi terhadap pencairan dana, dan penambahan fasilitas pendukung posyandu.
Editor: Arini Kumalasari
Terkini
29 Februari 2024, 19:05 WIB
9 Februari 2024, 18:03 WIB
14 Januari 2024, 06:37 WIB