MEDIA BLITAR - Pandemi Covid-19 membuat puluhan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Kota Blitar gulung tikar. Kini, ada kabar gembira bagi UMKM karena pertumbuhan ekonomi mulai menunjukkan tren positif.
Pelaku UMKM adalah sektor yang paling terdampak pandemi Covid19. Dampak tersebut adalah menurunnya pendapatan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) resesi ekonomi di Indonesia mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal sebelumnya minus 0,74 persen.
Tentunya, dampak resesi tersebut akan langsung terasa bagi para pelaku usaha, karena dapat menurunkan daya beli konsumen.
Hal ini juga dialami oleh para pengrajin kendang jimbe, meski sempat terpuruk di tengah ketidakpastian ekonomi pengrajin kendang jimbe terus bertahan walaupun sulit.
Meski sempat dihantui resesi ekonomi yang semakin menjadi-menjadi, pengrajin kendang jimbe di Kota Blitar terus berupaya menjalankan usaha mereka.
Baca Juga: Dikabarkan Bangkrut hingga Jual Rumah Tapi Belum Laku, Muzdalifah Terhimpit Ekonomi?
Seperti Linda Puspitasari (29) owner Madani Jaya Blitar salah satu pengrajin kayu yang masih aktif memproduksi kendang jimbe khas Kota Blitar.
Linda mengaku saat ini produksi kendang jimbe asli Blitar memang sedang seret. Bahkan, beberapa pengrajin di lingkungannya terpaksa harus gulung tikar karena tak ada pesanan yang masuk.