Seiring berjalannya waktu, SWIFT terus berkembang. Tak hanya memberikan pesan instruksi pembayaran atau pengiriman dana, tapi juga mengurus transaksi keamanan, transaksi treasury, transaksi perdagangan, dan transaksi sistem di seluruh dunia.
Baca Juga: So Far So Good Mmm Oh Yep Lirik Lagu High - The Chainsmokers Viral di TikTok!
Dalam laporan SWIFT teranyar, data menunjukkan hampir 45 persen lalu lintas SWIFT masih digunakan untuk pesan berbasis pembayaran, 49 persen digunakan untuk transaksi keamanan.
Dampak Didepaknya Rusia dari SWIFT
Dilansir dari aljazeera.com oleh Media Blitar, didepaknya rusia atau pemblokiran disebut akan membatasi akses Rusia ke pasar keuangan di seluruh dunia.
Ahli teknologi keuangan dan sistem informasi di University of Manchester, Markos Zachariadis mengatakan bahwa hal tersebut akan memotong akses Rusia dan internet.
“Bayangkan semua organisasi ini yang beroperasi secara online. Mereka memiliki pelanggan di mana mereka mengirim informasi dan bertransaksi, lalu tiba-tiba tidak memiliki akses,” kata Zachariadis.
Pakar sanksi internasional, Maria Shagina mengatakan bahwa dampak pemblokiran Rusia dari SWIFT bisa sangat merugikan. Pasalnya, Rusia sangat bergantung pada SWIFT.
“Rusia sangat bergantung pada SWIFT, karena ekspor hidrokarbon dalam mata uang dolar AS,” papar Shagina.