BRI Semakin Sehat dan Kuat Karena Kinerja Hingga Kuartal III Yang Meroket, Dan Kredit UMKM Tumbuh 12,50 Persen

27 Oktober 2021, 11:39 WIB
BRI Semakin Sehat dan Kuat Karena Kinerja Hingga Kuartal III Yang Meroket, Dan Kredit UMKM Tumbuh 12,50 Persen /BRI/

MEDIA BLITAR - Hingga akhir kuartal III tahun 2021, PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mampu mencatatkan kinerja yang sehat dan kuat melalui kinerja konsolidasian.

Sinyal positif kinerja konsolidasian BRI tercermin dari penyaluran kredit pada akhir September 2021 sebesar Rp.1.026,42triliun atau tumbuh 9,74% year on year (yoy), dimana angka ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kredit perbankan nasional sebesar 2,21%.

Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Utama BRI Sunarso dalam press conference Laporan Keuangan Triwulan III di Jakarta 27 Oktober 2021.

Baca Juga: BRI Dorong Ekosistem Digital dan Wujudkan Pesantren Go Digital, Ini Caranya

Sunarso mengungkapkan, salah satu faktor utama penopang pertumbuhan kredit konsolidasian BRI yakni penyaluran kredit segmen UMKM yang tumbuh 12,50% yoy atau mencapai Rp.848,60triliun pada akhir September 2021.

Capaian tersebut membuat proporsi kredit UMKM dibanding total kredit BRI pun meningkat dari semula 80,65% pada akhir September 2020 menjadi 82,67% pada akhir September 2021.

Peningkatan penyaluran kredit UMKM yang sangat signifikan pada kuartal III 2021 tidak terlepas dari pembentukan sinergi holding Ultra Mikro bersama Pegadaian dan PNM, disamping pemulihan kondisi ekonomi akibat kian melandainya pandemi,” ujar Sunarso.

Baca Juga: BRI Dukung Kesetaraan Gender dan Raih Penghargaan UN Women 2021: Community Engagement & Partnership

Apabila dirinci per segmen, penyaluran kredit mikro BRI tercatat Rp. 464,66 triliun, kredit konsumer sebesar Rp. 147,16 triliun, kredit kecil dan menengah Rp. 236,77 triliun dan kredit korporasi Rp. 177,83 triliun.

BRI juga berhasil menjaga kualitas kredit yang disalurkan, dimana hal tersebut tercermin dari rasio NPL BRI yang manageable di kisaran 3,28% pada akhir kuartal III 2021 dengan NPL Coverage mencapai 252,94%.

Dari sisi liabilities, Dana Pihak Ketiga BRI berhasil tumbuh positif menjadi sebesar Rp. 1.135,31 triliun.

Tabungan tercatat mendominasi DPK BRI dengan total mencapai Rp.470,16 triliun, tumbuh 7,12 persen yoy.

Baca Juga: Vito Kalahkan Brian Yang Meski Sempat Tertinggal di Set Kedua, Ungkap Targetnya di French Open 2021

Proporsi dana murah (CASA) BRI pun terus merangkak naik, dimana pada akhir kuartal III 2021 tercatat 59,60 persen atau lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun lalu yakni sebesar 59,02 persen.

Keberhasilan perseroan dalam meningkatkan proporsi dana murah membuat biaya dana atau Cost of Fund (COF) BRI terus menurun, Hingga akhir September 2021 COF BRI tercatat 2,14 persen, lebih rendah dibandingkan COF BRI pada September 2020 sebesar 3,45 persen,” imbuh Sunarso.

BRI Semakin Sehat dan Kuat Karena Kinerja Hingga Kuartal III Yang Meroket, Dan Kredit UMKM Tumbuh 12,50 Persen

Solidnya kinerja BRI dari sisi penyaluran kredit dan pendanaan membuat aset perseroan terus tumbuh.

Hingga akhir kuartal III tercatat aset BRI mencapai Rp.1.619,77 triliun atau tumbuh 11,87 persen yoy.

Baca Juga: Sisilia Gadis Muda yang Ditunjuk Sebagai Dirut BRI, Beri Pandangan Tentang Pemimpin Perempuan

Sementara itu, laba BRI per September 2021 tercatatRp.19,07 triliun atau tumbuh 34,74 persen yoy.

Ini merupakanbuah dari hasil strategi BRI yang terus menekankan pada sustainability dan pencadangan pada saat kondisi ekonomi belumpulih sepenuhnya akibat pandemi,” ujarnya.

Index Bisnis UMKM: Optimisme Pelaku UMKM Menyongsong Akhir Tahun

Dalam kesempatan yang sama, Sunarso juga menyampaikan hasil riset Indeks Bisnis UMKM pada Kuartal III 2021.

Indeks Bisnis UMKM, yang sebelumnya bernama BRI Micro & SME Index (BMSI), merupakan indeks pertama yang merekam kondisi UMKM secara rutin di Indonesia.

Melalui indeks ini, bisa diketahui kinerjapelaku UMKM pada kuartal tertentu, dan ekspektasi mereka dalamkurun waktu tiga bulan kedepan.

Hasil Survei Aktivitas Bisnis UMKM pada Q3 2021 tercatatmenurun dibandingkan kuartal sebelumnya.

Baca Juga: Inul Daratista Curhat ke Jokowi Soal Rumah Karaokenya Yang Mati Suri: Kemana Lagi Saya Mengadu?

Hal ini disebabkan oleh adanya meningkatnya kasus penularan infeksi Covid-19 akibat second wave pada periode Juni dan Juli lalu.

Pemberlakuan PPKM Mikro Darurat yang menyebabkan aktivitas dan omset usaha yang menurun, sehingga menyebabkan indikator kegiatan usaha lainnya seperti pemesanan dan persediaan barang input serta penggunaan tenaga kerja pun ikut menurun.

Namun, pelaku UMKM kembali sangat optimis menyongsongKuartal IV 2021 karena pandemi Covid semakin terkendali, disertaidengan relaksasi PPKM Mikro dan pembukaan kembali kegiatanusaha. Hal tersebut tergambar dalam ekspektasi Indeks BisnisUMKM yang naik signifikan 49,8% ke level 132,0 (jauh di atas100),” ujar Sunarso.

Baca Juga: iBBIZ BRI, Internet Banking Bisnis Untuk Mudahkan Pengelolaan Keuangan Mitra Merchant

Dalam hasil riset ini juga menunjukkan fakta bahwa meskipun sangat terdampak pandemi, namun pelaku UMKM cukup kuat bertahan dan resilien terhadap krisis yang terjadi.

Tercatat hanya 20 persen pelaku UMKM yang pernah berhenti beroperasi selama periode pandemi, yakni pada Maret 2020 hingga September 2021.

Sementara sisanya yakni sebesar 80 persen UMKM terus mempertahankan dan menjalankan bisnisnya di tengah kondisi yang menantang.***

Editor: Ninditoo

Tags

Terkini

Terpopuler