LIHAT KE LANGIT SEKARANG! Puncak Hujan Meteor Draconid Akan Terjadi Malam Ini, Cek Jamnya

- 8 Oktober 2020, 20:04 WIB
ILUSTRASI meteor.*
ILUSTRASI meteor.* /PIXABAY/

MEDIA BLITAR – Paska mendekatnya Mars ke Bumi, Selasa 6 Oktober 2020, langit malam kembali dihiasi oleh peristiwa yang menarik untuk dinantikan.

Malam nanti Anda dapat menyaksikan hujan meteor Draconid yang terjadi sekali dalam satu tahun.

Dilansir dari Pusat Sains Antariksa (Pussainsa) LAPAN, hujan meteor ini sebenarnya berlangsung mulai 6 hingga 10 Oktober 2020, namun puncaknya terjadi pada 8 Oktober 2020.

Baca Juga: Ribuan Mahasiswa Demo Depan Istana Negara Jakarta, Presiden Jokowi Terbang ke Kalimantan

Waktu terbaik untuk mengamati hujan meteor adalah di sore hari hingga menjelang dini hari.

Waktu terbaik untuk mengamati fenomena ini adalah setelah Matahari terbenam atau sekitar pukul 18.15 WIB hingga 21.30 WIB. Rasi bintang Draco berada di titik tertingginya tepat setelah langit berubah menjadi gelap.

Hujan meteor Draconid akan sulit diamati di sebagian wilayah. Pussainsa LAPAN mengatakan bahwa di area perkotaan yang padat dan rawan polusi cahaya, Draconid tampak samar-samar dengan satu hingga dua meteor per jamnya.

Baca Juga: Heboh Nikita Mirzani Komentari Puan Maharani yang Diduga Matikan Mic Politikus Partai Demokrat

Hujan meteor akan terjadi diperkirakan dengan intensitas antara empat (untuk Kupang) hingga enam meteor (untuk Banda Aceh) per jam jika cuaca cerah dan bebas polusi cahaya.

Ketampakan hujan meteor Draconid terbaik jika diamati dari belahan Bumi Utara. Hujan meteor Draconid menghasilkan tampilan meteor yang mengagumkan pada tahun 1933 dan 1946, dengan ribuan meteor per jam terlihat pada tahun-tahun tersebut.

Oleh sebab itu, jika ingin mengamati dengan lebih jelas, luangkan waktu untuk pergi ke area yang lapang dan gelap. Anda harus memastikan langit di sekitar Anda benar-benar gelap dan tidak ada bangunan, pohon, dan cahaya lain yang berpotensi menghalangi pandangan.

Baca Juga: Indonesia Membara, Ada Apa Dengan UU Cipta Kerja?

Misalnya di pantai, lapangan, dan lain sebagainya. Anda juga bisa gunakan teropong bintang atau teleskop.

Hujan meteor ini dihasilkan dari puing-puing komet, tepatnya 21P/Giacobini-Zinner. Komet tersebut bergerak dengan cepat sehingga menghasilkan puing berupa debu angkasa dan batuan di jalur orbitnya.

Setiap awal Oktober, Bumi selalu melewati jalur lintasan komet 21P/Giacobini-Zinner. Puing- puing yang ada di sana tertarik gravitasi dan memasuki atmosfer sebagai hujan meteor. Walaupun begitu, ada kalanya Draconid bisa menghasilkan ratusan meteor per jam.

Baca Juga: Merasa Anggota DPR, Fadli Zon Mengaku Sampai Sekarang Malah Belum Terima Naskah UU Cipta Kerja

Dilansir EarthSky, ini terjadi ketika komet 21P/Giacobini-Zinner berada di posisi perihelion (titik terdekatnya dengan Matahari). Terakhir kali fenomena ini terjadi di tahun 2018.

Setidaknya Draconid dalam skala besar baru terjadi lagi pada 2025.

Lantas, tunggu apalagi, segera pasang pengingat di handphone Anda agar tidak ketinggalan
hujan meteor ini, ya.***

Editor: Ninditoo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x