MEDIA BLITAR – TikTok berhasil menggeser posisi Google sebagai website yang banyak dikunjungi selama dua dekade ini berdasarakan penelitian dari cloudflare.com.
Google adalah perusahaan besar yang mendominasi aplikasi serta sebagai mesin pencarian di dunia internet.
Siapa yang tidak mengenal Google Maps, Gmail, Translate, Drive, dan produk lainnya sebagai pendukung pekerjaan kita sehari-hari.
Baca Juga: Jadwal Liga 1 dan Link Nonton 2022 Bhayangkara FC vs Arema FC Setelah Bali United vs Barito Putera
Namun siapa sangka, tahun 2021 Google hanya mampu menjadi nomor dua di dunia berdasarakan tracking data yang dilakukan oleh Cloudflare.com.
Mengejutkan memang, mengetahi bahwa TikTok berhasil menglahkan kompetitornya seperti Google, facebook, microsoft, bahkan Youtube yang sama-sama berkonsentrasi di bidang video.
“TikTok, which last year was "only ranked #7 or #8" on Cloudflare's list, climbed the ranks to nab the no. 1 spot, according to company,” sebut kantor berita nbcnews.com.
Dari peringkat tujuh tahun 2020 menuju peringkat satu merupakan sebuah prestasi yang mengagumkan.
“Supremasi Google sebagai domain nomor wahid selama 15 tahun terakhir, akhirnya tumbang,” tulis Kris Moerwanto di akun Instagram miliknya.
Kris Moerwanto merupakan seorang pemerhati perkembangan ilmu komunikasi media, marketing, serta behaviour science.
Baca Juga: Sebelum Krisis Striker, Timnas Indonesia Pernah Punya Penyerang Mematikan Dimasa Lampau, Siapa Saja?
Beliau menyebutkan bahwa keberhasilan TikTok menggeser popularitas Google, dianggap sebagai penanda penting.
Salah satunya adalah perilaku pengguna dalam memilih dan mengonsumsi produk internet.
“Algoritma TikTok memang lebih mementingkan kesesuaian terhadap profil audiens. Mengutamakan relevansi konten terhadap minat dan preferensi pengguna,” kata Kris melalui akun Instagram @kris.moerwanto.
Baca Juga: Link Nonton Attack on Titan Season 4 Part 2: Peperangan Besar Eldia dan Marley di Pulau Paradis
Menurut beliau, situasi seperti ini mirip dengan yang digambarkan di buku The Death of Expertise.
Dimana konsumen tidak lagi merasa perlu untuk merujuk kebenaran dari sumber yang berotoritas.
Sebuah fakta yang mengejutkan memang.
TikTok merupakan aplikasi atau dengan konten receh seperti video joget-joget, prank, hingga tutorial dan resep masakan.
Sedangkan Google lebih terkenal dengan reputasi yang unggul di segala bidang.
Seperti aspek fact checking, kontennya terverifikasi, otoritas kriteria sumber yang jelas, keamanan sistem rekomendasi yang ketat, hingga menjadi banyak rujukan pengguna internet.
Melihat fakta seperti itu, muncul pertanyaan di benak kita.
Baca Juga: Naufal Samudra Bebas dari Tuduhan Narkoba, Polisi: Tapi Harus Tetap Ikut Rehabilitasi
Mengapa TikTok yang dianggap remeh dan receh mampu mengalahkan banyak pesaingnya yang bertahun-tahun lebih dahulu eksis dan lebih bermutu dari segi kualitas konten?
Bagi pegguna atau memeriksa aplikasi TikTok, salah satu keunggulannya adalah konten yang ditampilkan selalu ringan, tidak perlu banyak memerlukan tenaga untuk berpikir.
Baca Juga: 5 Tips Mudah Agar Tidak Mengantuk Saat Belajar Didalam Kelas, Salah Satunya Sarapan Pagi
Mengingat yang dibutuhkan konsumen adalah hiburan yang ringan, Google, Facebook, Youtube jug dan yang lain juga harus berbenah.
Dengan kualitas yang lebih baik namun tetap menghibur untuk para konsumennya, bukan hanya mementingkan “pokoknya rame”.***