Peristiwa awan pelangi ini diduga merupakan bagian dari salah satu fenomena optik atmosfir yang dikenal sebagai Cloud Iridescene.
Lalu bagaimana terbentuknya fenomena awan pelangi tersebut?
Cloud Iridescence dapat terbentuk dengan memenuhi dua syarat yakni, pertama terdapat awan dengan titik-titik embun dan partikel es dengan ukuran kecil seragam.
Kedua, awan tersebut harus memiliki ketebalan tipis, sehingga cahaya dapat dengan mudah dibiaskan oleh titik-titik embun.
Setelah kedua syarat terpenuhi, Cloud Iridescence dapat terjadi saat siang hari cerah dn beberapa awan di langit.
Proses pembentukan fenomena tersebut memiliki kesamaan dengan pelangi, yakni cahaya dibiaskan oleh partikel air.
Kemudian, cahaya dipisahkan berdasarkan panjang gelombang mulai dari yang paling panjang (merah) hingga paling pendek (ungu).
Namun, masih belum ada informasi dari pihak BMKG, apakah fenomena tersebut berhubungan dengan kejadian gempa susulan Gempa Malang yang baru saja terjadi di Blitar atau tidak.