Network
MEDIA BLITAR – Kali ini gelaran tenis Amerika Serikat (AS) Terbuka atau sering disebut US Open 2020 akhirnya melahirkan juara sektor bergengsi, tunggal putra.
Petenis asal Austria, Dominic Thiem berhasil menjadi juara dan ukir sejarah. Ia keluar sebagai kampiun setelah mengandaskan jagoan Jerman, Alexander Zverev 2–6, 4–6, 6–4, 6–3, 7–6. Thiem bangkit dari ketertinggalan pada dua set awal untuk menuntaskan permainan Zverev. Tiga set berikutnya sukses dimenangi petenis 27 tahun ini.
Kemenangan Thiem atas Zverev langsung menciptakan sejarah turnamen Grand Slam. Pasalnya, Thiem kini menjadi petenis putra kelahiran tahun 90-an pertama yang berhasil menjuarai turnamen Grand Slam. Dalam upacara penyerahan trofi, Dominic Thiem mengaku bangga karena gelar Grand Slam pertama dalam kariernya adalah US Open.
Baca Juga: Perjalanan Karir Ade Firman Hakim dalam Perfilman Indonesia, Mulai Film Soekarno hingga Guru Bangsa
Thiem pun mencatatkan sejumlah fakta menarik di balik kesuksesan di AS Terbuka dan
kariernya sejauh ini.
Pencapaian di AS Terbuka membuat Thiem menjadi petenis pria pertama generasi 90an yang sukses menjuarai grand slam. Ia melakukannya selang sembilan tahun, dua bulan, seusai Petra Kvitova menjuarai Wimbledon. Akankah ini menjadi pertanda bahwa era petenis yang lahir di 1980an yang saat ini masih beredar segera berakhir?
Thiem lahir di Wiener Neustadt, 3 September 1993 dari pasangan Wolfgang dan Karin Thiem. Keduanya tercatat sebagai pelatih tenis. Ayah Thiem, Wolfgang, memulai karier sebagai pelatih di Akademi Guenter Bresnik di Wina pada 1997 ketika Thiem baru tiga tahun. Thiem kemudian dilatih oleh Bresnik mulai umur 9 tahun.
