Polemik Olimpiade Beijing 2022 hingga Muncul Boikot, Menteri Australia Serukan Ini

- 22 Januari 2022, 06:30 WIB
Ilustrasi Olimpiade Beijing 2022.
Ilustrasi Olimpiade Beijing 2022. /REUTERS/Aly Song

"IOC (Komite Olimpiade Internasional) telah menjelaskan bahwa semua atlet memiliki hak atas opini politik dan kebebasan untuk mengekspresikannya termasuk melalui media sosial dan wawancara media," kata Colbeck kepada Sydney Morning Herald.

"Setiap ancaman yang ditujukan kepada atlet Australia untuk berbicara, oleh karena itu, sangat memprihatinkan dan sama sekali tidak didukung oleh pemerintah Australia."

Baca Juga: Prestasi Kosong Usai Olimpiade, Greysia – Apriyani Bidik Gelar di Indonesia Masters 2021

Yang Shu, wakil direktur jenderal Departemen Hubungan Internasional Beijing 2022, mengatakan pada hari Rabu bahwa para atlet harus mematuhi piagam Olimpiade dan undang-undang nasional di China selama Olimpiade, yang dimulai pada 4 Februari.

"Setiap perilaku atau ucapan yang bertentangan dengan semangat Olimpiade, terutama yang bertentangan dengan hukum dan peraturan Tiongkok, juga akan dikenakan hukuman tertentu," kata Yang.

Baca Juga: Prestasi Kosong Usai Olimpiade, Greysia – Apriyani Bidik Gelar di Indonesia Masters 2021

Kelompok-kelompok hak asasi manusia telah lama mengkritik IOC karena menganugerahkan Olimpiade kepada China, dengan alasan perlakuannya terhadap Uyghur dan kelompok minoritas Muslim lainnya, yang dianggap Amerika Serikat sebagai genosida. Namun China membantah tuduhan pelanggaran hak asasi manusia.

Pada hari Selasa, IOC mengatakan dalam tanggapan email atas permintaan komentar dari Reuters bahwa mereka "mengakui dan menjunjung tinggi hak asasi manusia sebagaimana diabadikan dalam Prinsip-Prinsip Dasar Piagam Olimpiade dan dalam Kode Etiknya" setiap saat.

***

Halaman:

Editor: Arini Kumalasari

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x