MEDIA BLITAR – Mantan atlet bulutangkis putri Indonesia, yaitu Susi Susanti memberikan pengakuannya soal gonjang-ganjing yang terjadi di tahun 1998 silam.
Karena melalui catatan sejarah Indonesia, di masa silam (tahun 1998) sempat terjadi kerusuhan di tanah air.
Dalam pengakuan Susi Susanti di kanal Youtube Daniel Mananta Network, dia mempertahankan kewarganegaraan Indonesia, meski kerusuhan terjadi. Karena tawaran pindah kewarganegaraan bisa saja diraih, jika Susi Susanti nekat mengajukan suaka ke negara lain.
Baca Juga: Gegara Teraiakan Ini, Susi Susanti Pilih Kalah dari French Open 1988
Suaka dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan diartikan sebagai tempat mengungsi atau berlindung.
“Terkait dengan kerusuhan ’98, mereka tahu saya warga keturunan Tionghoa. Mereka menanyakan, ‘Apakah tidak mau minta suaka’,” ucap Susi Susanti seperti dikutip di kanal Youtube Daniel Mananta Network.
Baca Juga: PBSI Tak Tahu Susi Susanti Sengaja Kalah di French Open 1988 Gegara Teman Sendiri, Mengapa?
Disadari oleh Susi Susanti, jika banyak negara yang bisa menerima suaka darinya, kerena prestasi yang dia torehkan sebelumnya.
Akan tetapi, Susi Susanti tetap memilih menjadi warganegara Indonesia, karena kecintaannya pada tanah air.
“Waktu itu saya dengan tegas mengatakan, ‘Baik jelek, itu negara saya, tetap saya akan kembali ke Indonesia,” jelas Susi Susanti.
Beriringan dengan pilihannya itu, Susi Susanti mengaku jika dia tak tahu seluk beluk sosial politik kala itu, hingga terjadi kerusuhan.
Dan keputusannya untuk menjadi tetap WNI tak pernah disesalkan. Meski, sejumlah kawan seperjuangan di bulutangkis, memilih pindah kewarganegaraan kala itu.
Baca Juga: Lampaui Kemampuan Mohammad Ahsan, Bakat sang Anak Bikin Melongo
“Saya lahir di Indonesia, besar di Indonesia. Tanah air saya, keluarga, orang tua saya ada di Indonesia. Baik jelek, Indonesia adalah negara saya,” ucap Susi Susanti.
Seperti yang diketahui, jika Susi Susanti adalah atlet unggulan Indonesia pada masanya, yang berhasil boyong medali emas untuk Indonesia di Olimpiade Barcelona 1992.
***