Baca Juga: Pekan Pemuda Nasional 2020 Berakhir, Perolehan Medali Emas Jawa Barat dan Jawa Timur Selisih Tipis
Umat muslim menganggap karikatur tersebut sebagai bentuk penistaan terhadap keyakinan mereka. Hukum Prancis sangat sekuler, dan agama Islam tidak menerima perlindungan khusus di negara tersebut.
Atas peristiwa ini, Presiden Macron berpendapat bahwa Paty hanya mengajarkan kebebasan berekspresi kepada para siswanya. Macron juga mengeluarkan kata-kata yang menyinggung umat Muslim.
Macron mengatakan bahwa "Islam adalah agama yang sedang mengalami krisis saat ini, di seluruh dunia”.
Baca Juga: SEKARANG JUGA! Login di www.prakerja.go.id untuk Daftar Prakerja Gelombang 11
Menurut presiden Macron, pemenggalan guru sejarah tersebut merupakan serangan dari teroris Islam. Macron juga menuduh Muslim bersikap separatis.
Lalu, peristiwa besar yang kedua terjadi pada hari Kamis, 29 Oktober 2020. Yaitu penyerangan menggunakan pisau yang menewaskan dua orang dan melukai sejumlah orang lainnya di sebuah gereja yang terletak di Kota Nice, Prancis.
Macron menyatakan akan melawan segala bentuk "separatisme Islam" pasca-peristiwa pemenggalan seorang guru bernama Samuel Paty di luar Paris, awal Oktober.
Baca Juga: Sangat Mudah! Ketahui Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 11 Melalui www.prakerja.go.id
Hal inilah yang membuat beberapa negara mayoritas Islam di dunia mengecam pernyataan presiden Prancis tersebut. Bahkan, muncul juga kampanye untuk memboikot produk asal Prancis.