Hari Sumpah Pemuda, Ketahui Sejarah dan Isi Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928

- 28 Oktober 2020, 08:27 WIB
Diorama Kongres Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928.
Diorama Kongres Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. /Lingkar Madiun-Pikiran Rakyat/

MEDIA BLITAR – Sejak 92 tahun yang lalu, Indonesia selalu memperingati hari Sumpah Pemuda setiap tanggal 28 Oktober.

Sumpah Pemuda merupakan ikrar yang dianggap sebagai penegasan tentang cita-cita berdirinya negara Indonesia.

Oleh karenanya, Sumpah Pemuda menjadi satu tonggak utama dalam sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia.

Baca Juga: Update Jatim Covid-19: 60 Persen Daerah Jatim Menjadi Zona Kuning

Sumpah Pemuda yang dikenal hingga kini merupakan keputusan Kongres Pemuda Kedua yang diselenggarakan pada 27-28 Oktober 1928 di Batavia (Jakarta).

Penyelenggaraan Kongres Pemuda Kedua merupakan gagasan dari PPPI yang selanjutnya melahirkan istilah Sumpah Pemuda.

PPPI (Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia) merupakan sebuah organisasi pemuda yang anggotanya adalah pelajar dari seluruh Indonesia.

Baca Juga: Kartu Prakerja Gelombang 11 Jadi Dibuka Akhir Bulan Ini?

Kongres tersebut atas inisiatif PPPI yang dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan dibagi dalam tiga kali rapat.

Pada rapat pertama dilaksanakan di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Lapangan Banteng, yang berlangsung pada Sabtu, 27 Oktober 1928.

Dalam rapat tersebut, Soegondo mengharapkan kongres tersebut bisa memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para pemuda yang dikatakan dalam sambutannya.

Baca Juga: Masih Ingat Film Kungfu Hustle? Berikut 7 Fakta Menariknya yang Jarang Diketahui

Setelah sambutan Soegondo, acara selanjutnya adalah uraian Moehammad Jamin tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda.

Moehammad Jamin berpendapat bahwa terdapat lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia.

Lima faktor tersebut adalah sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan.

Baca Juga: Upah Minimum Tahun 2021 Telah Ditetapkan, Sama dengan Tahun 2020?

Setelah itu, rapat kedua dilakukan pada Minggu, 28 Oktober 1928 di Gedung Oost Java Bioscoop yang membahas tentang masalah pendidikan.

Pada rapat kedua tersebut, Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro yang menjadi pembicara berpendapat bahwa anak harus mendapatkan pendidikan kebangsaan.

Selain itu, keduanya berpendapat bahwa harus ada juga keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah, serta anak harus dididik secara demokratis.

Baca Juga: Simak! Tata Cara Rapid Test Sebelum Naik Kereta Menjelang Libur Panjang

Setelahnya, rapat ketiga dilakukan di Gedung Indonesische Clubhuis Kramat dan Soenario menjelaskan tentang pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan.

Ramelan mengatakan bahwa gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional. Gerakan kepanduan sejak dini akan mendidik anak-anak untuk disiplin dan mandiri, hal-hal tersebut dibutuhkan dalam perjuangan.

Lagu 'Indonesia Raya' karya Wage Rudolf Supratman diperdengarkan sebelum kongres ditutup dan lagu tersebut mendapatkan sambutan yang sangat meriah oleh peserta kongres.

Baca Juga: BLT BPJS Ketenagakerjaan Gelombang 2 Segera Cair, Simak Penjelasan Menaker

Setelah itu, kongres ditutup dengan pengumuman tentang rumusan hasil kongres yang diucapkan sebagai sumpah setia oleh para pemuda yang hadir.

Tiga keputusan yang didapatkan dari kongres tersebut tercantum pada prasasti di dinding Museum Sumpah Pemuda yang penulisannya menggunakan ejaan van Ophuijsen.

Berikut tiga keputusan kongres tersebut:

Baca Juga: Menarik! Ketahui 10 Hewan Langka yang Dilindungi di Indonesia Berikut

Pertama: Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah air Indonesia.

Kedoea: Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.

Ketiga: Kami poetra dan poetri Indonesia, mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.***

Editor: Rezky Putri Harisanti

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x