Pemerintah Ajak Masyarakat Indonesia Konsumsi Daging Ayam untuk Tingkatkan Gizi

- 26 Oktober 2020, 22:34 WIB
ILUSTRASI ayam goreng.*
ILUSTRASI ayam goreng.* /PIXABAY/

MEDIA BLITAR– Masyarakat Indonesia diajak untuk meningkatkan konsumsi daging ayam dalam negeri demi meningkatkan asupan gizi lewat protein untuk meningkatkan kesehatan dan terhindar dari Covid-19.

"Selain itu, dalam kondisi pandemi, kualitas hidup sangat menentukan apakah kita bisa terhindar dari Covid-19," kata Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian, Nasrullah dalam webinar Tingkatkan Konsumsi Ayam Dalam Negeri, Selamatkan Peternak dan Peningkatan Gizi, dilansir dari Antara 26 Oktober 2020.

Nasrullah mengatakan, asupan gizi berkualitas menjadi kunci, salah satunya lewat konsumsi protein yang penting untuk kesehatan termasuk daging ayam sebagai sumber protein hewani.

Baca Juga: Kecaman Banyak Pihak atas Sikap Emmanuel Macron, Tak Terkecuali Umat Kristen Arab

Kementerian Pertanian meluncurkan kampanye Gerakan Makan Ayam (GEMAYA) untuk meningkatkan konsumsi daging ayam di masyarakat dan membantu kelangsungan bisnis peternak ayam di seluruh Indonesia.

Kampanye GEMAYA memberi pelajaran untuk masyarakat bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan ketika mengkonsumsi daging ayam yang justru akan memberikan asupan gizi yang bagus karena protein hewani sangat penting bagi kecerdasan.

Selain itu kampanye ini diharapkan dapat membantu kelangsungan bisnis peternak ayam yang ada di seluruh Indonesia.

Baca Juga: Jadwal Audisi The Next Didi Kempot, Bisa Diikuti di Stasiun Radio Berikut Ini

Saat ini di Indonesia pasokan ayam melimpah sehingga membuat harga jualnya menjadi turun. Dia menuturkan, produksi daging ayam di Indonesia mencapai 3 juta ton, sementara kebutuhan di Indonesia adalah 2,2 juta ton sehingga ada kelebihan pasokan sebesar 800.000 ton.

Berlebihnya pasokan disebabkan oleh rendahnya tingkat konsumsi daging ayam di tengah masyarakat Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, konsumsi daging ayam di Indonesia adalah 12,79 kilogram per kapita per tahun.

"Masih jauh lebih rendah dari negara tetangga," ujar Nasrullah.

Tingkat konsumsi daging ayam di Malaysia, misalnya, sudah mencapai 38 kilogram per kapita per tahun.

Baca Juga: Boikot Produk Prancis Dilakukan oleh Kelompok Perdagangan Arab

Nasrullah menambahkan, perlu ada kerjasama dari berbagai pihak dalam membuat sosialisasi yang mendorong masyarakat sehingga lebih banyak mengonsumsi daging ayam sebagai sumber protein hewani.

"Semoga GEMAYA jadi momentum awal dari gerakan peningkatan gizi masyarakat menuju generasi emas, sekaligus untuk menghadapi pandemi," tambah Nasrullah.

Prof. Dr. Ir. Hardinsyah, MS, Ketua Umum PERGIZI Pangan Indonesia mengatakan, protein adalah salah satu asupan yang penting untuk mengatasi masalah gizi, termasuk mencegah gagal tumbuh pada anak.

Baca Juga: Menjelang Sumpah Pemuda, Boni Hargens: Hindari Aksi Anarkis Saat Sumpah Pemuda

Pemerintah menargetkan prevalensi gagal tumbuh pada anak di Indonesia turun menjadi 14 persen pada 2024 seperti arahan Presiden Joko Widodo pada rapat kabinet terbatas Agustus lalu.

Hardinsyah menjelaskan, masalah gizi yang masih terjadi di Indonesia disebabkan oleh kekurangan makanan dengan asupan sumber protein.

"Termasuk sumber protein, salah satunya daging ayam," ungkapnya.

Baca Juga: Kelompok Perdagangan Maroko Boikot Produk Prancis Karena Pernyataan Presiden Macron

Sementara itu, Ketua Dewan Pengurus Pusat (DPP) Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (PINSAR) Indonesia drh. Rakhmat Nurianto mengatakan GEMAYA menghadirkan pilihan jawaban baru dari masalah kelebihan pasokan daging ayam.

Solusi lain yang bisa diterapkan adalah optimalisasi tata niaga ayam ras melalui rantai dingin (cold chain), proses pengaturan suhu yang tidak terputus mulai dari pemotongan, penyimpanan hingga konsumsi.

Hardinsyah juga melihat rantai beku sebagai solusi alternatif karena dengan cara tersebut daging ayam akan lebih lama bertahan.

Baca Juga: Cek Jadwal Pencairan BLT BPJS Ketenagakerjaan Gelombang 2 Sekarang Juga!

"Ayam beku utuh dalam kondisi mentah dapat disimpan hingga 12 bulan. Potongan daging ayam beku mentah dapat disimpan sekitar 9 bulan", jelas Hardinsyah.

Hardinsyah menambahkan, bagian dalam atau jeroan mentah dapat disimpan dalam kondisi beku hingga 3-4 bulan, sedangkan ayam matang yang dibekukan dapat bertahan sekitar 4 bulan.

Kampanye GEMAYA ini juga menjadi tempat pendidikan bagi konsumen untuk mengetahui fakta-fakta yang ada dalam daging ayam. Rakhmat meluruskan isu-isu negatif terkait daging ayam yang bisa membuat tingkat konsumsi menurun. Isu yang beredar di antaranya isu hormon, kanker, kolesterol, dan alergi.***

Editor: Rezky Putri Harisanti

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x