Network
MEDIA BLITAR - Peristiwa mengerikan mengguncang wilayah Boltim, Sulawesi Utara, ketika seorang wanita tega merampok dan bahkan membunuh seorang bocah berusia 8 tahun. Fakta yang lebih menyedihkan adalah bahwa pelaku tersebut ternyata adalah tante dari korban.
Kejadian ini, yang menimpa Tilfa Azahra Mokoagow, menjadi sorotan utama masyarakat, mengundang kecaman dan keprihatinan atas kekejaman yang dilakukan oleh pelaku yang seharusnya melindungi dan menjaga saudaranya sendiri.
Pengakuan dan Penyesalan Pelaku
Dalam konferensi pers yang diselenggarakan pada Jumat, 19 Januari 2024, pelaku pembunuhan yang identitasnya diinisialkan sebagai AM mengungkapkan pengakuan dan penyesalan atas perbuatannya yang keji.
AM menyatakan rasa penyesalan, takut, dan kasihan setelah melaksanakan aksi pembunuhan tersebut. Pengakuan mengejutkan ini menggambarkan betapa tragisnya peristiwa tersebut, terutama karena AM mengakui bahwa korban adalah saudaranya sendiri.
Motif Pembunuhan: Niat Mencuri Perhiasan Emas Korban
Motif kejahatan yang mengerikan ini ternyata terkait dengan hasrat mencuri. Tersangka AM mengungkapkan bahwa motifnya adalah mengincar barang-barang perhiasan emas yang dikenakan oleh korban, Tilfa Azahra Mokoagow.
AM membawa korban ke areal perkebunan dengan dalih meminta ditemani untuk mengambil sayur, namun aksi keji dilakukan saat situasi sepi. Setelah menghabisi nyawa korban, AM tidak hanya merampok perhiasan emas, tetapi juga menyingkirkan jasad korban dengan mendorongnya ke dalam selokan.
Ironi: Shalat Setelah Membunuh
Ironisnya, setelah melakukan tindakan kejam tersebut, AM kembali ke rumah dan melaksanakan shalat seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Hal ini menambah dimensi keji dari peristiwa tersebut, menunjukkan betapa dinginnya hati pelaku yang mampu melaksanakan ibadah setelah melakukan pembunuhan terhadap saudara sendiri.
Pengungkapan Kejahatan: Toko Emas Menjadi Bukti
Keberhasilan polisi dalam menemukan sebuah toko emas di wilayah Boltim menjadi kunci pengungkapan kejahatan ini. Perhiasan emas korban yang dijual oleh tersangka AM alias Aning setelah melakukan aksinya berhasil ditemukan oleh polisi.
Ini membuktikan bahwa tindakan pembunuhan tidak hanya dilakukan dengan kejam, tetapi juga diikuti oleh upaya pelaku untuk menyembunyikan barang bukti. Pengungkapan ini membuka mata masyarakat tentang tingkat kekejaman yang dapat dilakukan oleh individu di sekitar mereka.
