MEDIA BLITAR - Masyarakat Bengkulu Tengah tengah menantikan kelanjutan proyek pembangunan bandara yang seharusnya menjadi kebanggaan daerah.
Namun, proyek ini molor dari target awal pada 2020, bahkan hingga saat ini belum jelas kelanjutannya, meninggalkan ketidakpastian akan kemungkinan resmi di tahun ini.
Proyek Bandara Bengkulu: Dari Rencana Hingga Tantangan
Proyek bandara di Bengkulu memiliki nilai strategis yang tinggi untuk mendukung mobilitas masyarakat.
Terletak di atas lahan seluas 680 ribu m2 di Bengkulu, proyek ini tampaknya cukup luas untuk menampung terminal berstandar internasional yang diharapkan memiliki luas 21.000 m2.
Meski proyek senilai Rp343 miliar ini mencapai progres 40 persen pada 2020, kekurangan infrastruktur membuat Angkasa Pura II melakukan penjadwalan ulang, memicu keterlambatan pada tahun berikutnya.
Fokus Pembangunan Bandara: Desain, Survei, dan Studi Kelayakan
Pada tahun 2021, fokus utama pembangunan bandara bergeser dari konstruksi fisik menjadi tahap desain, survei, dan studi kelayakan.
Meskipun hal ini menimbulkan ketidakpastian terkait waktu penyelesaian, keputusan ini diambil untuk memastikan bahwa proyek ini memenuhi standar yang diperlukan dan dapat memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat Bengkulu.
Bandara Fatmawati Soekarno: Pengembangan yang Tidak Terduga
Proyek bandara ini ternyata merupakan pengembangan dari Bandara Fatmawati Soekarno, yang dulunya dikenal sebagai Bandara Padang Kemiling.
Dengan sejarah yang panjang sejak dibangun oleh Jepang pada 1943-1944 untuk kepentingan Perang Dunia II, bandara ini mengalami perkembangan signifikan.
Pada 2018, kebutuhan akan terminal yang lebih besar menjadi pemacu pengembangan, yang kemudian menjadi proyek bandara yang memakan anggaran besar.
Masa Depan Bandara Bengkulu: Perluasan Landasan Pacu dan Rute Internasional
Bandara Fatmawati Soekarno saat ini memiliki landasan pacu sepanjang 2.239 meter, memungkinkan pesawat besar seperti Boeing 737 dan Airbus A320 untuk mendarat.
Namun, pemerintah provinsi berencana menambah panjang landasan pacu menjadi 2.800 meter untuk menanggapi kebutuhan pesawat yang lebih besar.
Selain itu, usulan untuk mengangkat status bandara ini agar bisa melayani rute internasional menjadi bukti ambisi untuk meningkatkan konektivitas Bengkulu dengan dunia luar.
Dengan lahan seluas 680 ribu m2 yang dibebaskan dan anggaran mencapai Rp343 miliar, proyek pembangunan bandara di Bengkulu memasuki fase krusial.
Harapan dan tantangan bergandengan tangan, sementara masyarakat Bengkulu terus menantikan kehadiran bandara yang diharapkan akan mengangkat derajat daerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.***