Network
Kedua metode tersebut, digunakan pemerintah dan juga organisasi masyarakat (Ormas) Islam, seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU).
Pemerintah RI melalui Kemenag setiap tahunnya menggabungkan metode hisab dan rukyat melalui sidang isbat, dengan melandaskan kepada kriteria MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura).
Baca Juga: 15 Ucapan Selamat Hari Raya Idul Fitri 2023 - 1444 H, Berisi Permohonan Maaf dan Harapan Baik
Untuk ormas islam di Indonesia, NU menggunakan metode rukyatul hilal, dan Muhammadiyah menggunakan metode hisab hakiki wujudul hilal, yang mengedepankan posisi geometris benda-benda langit.
Sementara, Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas juga mengingatkan masyarakat supaya protokol Kesehatan senantiasa diterapkan dalam pelaksanaan sholat ied, meskipun Indonesia saat ini dalam masa peralihan sempurna menuju endemic.
“Shalat Idul Fitri 1 Syawal 1444 H/2023 M dapat diadakan di masjid, musala, dan lapangan dengan tetap memperhatikan protokol Kesehatan,” tuturnya kembali.
Baca Juga: Penentuan 1 Syawal 1444 Hijriah, Pemerintah Tetapkan Akhir Pekan Ini
Tahun ini umat muslim melaksanakan Hari Raya Idul Fitri berbeda, seperti Muhammadiyah yang akan mulai sholat ied besok 21 April, sedangkan pemerintah dan NU akan mulai melaksanakan Hari Raya Idul Fitri pada hari Sabtu, 22 April 2023.
Perbedaan 1 Syawal di Indonesia, Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas menerbitkan Surat Edaran Nomor SE 05 tahun 2023 tentang penyelenggaraan Hari Raya Idul Fitri 1444 H/2023 M, dan juga dia mengimbau agar umat islam selalu menjadi ukhuwah Islamiyah.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Fatwa, Asrorun Niam Sholeh juga meminta umat muslim supaya saling menghormati keputusan masing-masing, persoalan perbedaan penetapan Idul Fitri 1444 H ini.
