Bunyi sirine tersebut dimanfaatkan oleh pasukan TNI dan pejuang lain sebagai tanda perang dimulai.
Serangan pun mulai berlangsung. Pasukan Indonesia sekitar 2.500 orang lebih yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Soeharto.
Serangan dilakukan secara besar pada pusat Kota Yogyakarta. Kota Yogyakarta telah berhasil dikepung oleh pasukan gerilya dari berbagai sudut arah.
Arah barat pasukan dipimpin oleh Kolonel Suhud, arah selatan dipimpin oleh Mayor Sardjono, dan serangan dari utara di bawah komando Mayor Soekasno.
Pertempuran pun berlangsung dengan sengit yang berada di ruas-ruas jalan Kota Yogyakarta.
Hal tersebut mengakibatkan pasukan Belanda pun panik lantaran kurangnya persiapan untuk meghadang serangan.
Namun, sangat disayangkan serangan umum 1 Maret 1949 tersebut memakan banyak korban. Dari pihak Indonesia korban di antaranya 53 polisi dan 300 prajurit gugur.
Sementara pihak dari Belanda 14 orang mengalami luka-luka dan 6 orang tewas. Jumlah berdasarkan dari media Belanda, terdapat sebanyak 200 korban yang telah tewas dan mengalami luka.