Dengan demikian, direncanakan sebuah serangan secara besar-besaran, sehingga tidak dapat disembunyikan oleh Belanda dan harus diketahui oleh dunia internasional.
Terutama UNCI dan para wartawan asing yang sedang berada di Indonesia, agar dapat disebarluaskan ke seluruh dunia.
Baca Juga: Peterborough vs Manchester City: Prediksi Skor, Line Up, Head to Head, Live Streaming Piala FA
Dari perencanaan tersebut, akhirnya telah diputuskan untuk melakukan serangan terhadap satu Kota besar yaitu Yogyakarta.
Keputusan untuk melakukan serangan terhadap Kota Yogyakarta, didasarkan pada pertimbangan beberapa hal, di antaranya sebagai berikut.
- Kota Yogyakarta merupakan Ibu Kota RepublIk Indonesia pada saat itu, sehingga apabila TNI bisa merebut dan berhasil menduduki wilayahnya meski tak lama akan mendapakan pengaruh yang cukup besar terhadap perjuangan Indonesia melawan Belanda.
- Pada saat itu telah banyak berkumpul wartawan asing yang menginap di hotel Merdeka dan masih terdapat delegasi UNCI, serta pengamat militer dari PBB.
- Pasukan TNI memahami dan menguasai kondisi daerah perang, yakni Yogyakarta yang merupakan bagian dari wilayah Divisi 3/GM.
Tepatnya pada tanggal 1 Maret 1949 pada pagi hari serangan besar-besaran tersebut dimulai. Dengan fokus utamanya adalah Ibu Kota Indonesia saat itu yang terletak di Yogyakarta.
Tak hanya itu, serangan juga dilakukan pada beberapa kota lainnya di antaranya adalah Solo dan Magelang yang bertujuan untuk menghambat bantuan tentara Belanda.
Beberapa jam sebelum serangan tersebut, pasukan gerilya telah memasuki wilayah Kota Yogyakarta. Pukul 06:00 tepat, sirine berbunyi yang merupakan tanda bahwa jam malam sudah berakhir.