Network
MEDIA BLITAR- Beberapa waktu ini kondisi angka penyebaran Covid-19 di tanah air mangalami penurunan cukup signifikan sehingga beberapa daerah mengalami penurunan level PPKM.
Dengan perkembangan tersebut, maka terdapat kabar bahwa Satgas Penanganan Covid-19 kemungkinan akan memperbolehkan turis mancanegara untuk dapat mengunjungi Indonesia pada tahun 2022.
Hal tersebut disampaikan oleh Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito dalam acara International Media Briefing Session yang diunggah pada YouTube BNPB Indonesia
Dalam kesempatan tersebut Wiku Adisasmito menjelaskan adanya opsi pembukaan atau akses turis mancanegara dapat masuk Indonesia dan akan dilihat dari progres vaksinasi.
Baca Juga: Malaysia Buka Pariwisata Usai Lockdown, Disambut Antusias Turis: Terakhir Liburan Tahun Lalu
“Mungkin di tahun depan (turis bisa kunjungi Indonesia) ketika cakupan vaksinasi mencapai setidaknya 50-70 persen untuk dosis kedua," ujar Wiku Adisasmito dalam acara International Media Briefing Session, Kamis 16 September 2021 kemarin.
Dari data yang kini diperoleh, Kementerian Kesehatan mencatat ada 76.153.487 orang telah menerima suntikan dosis pertama vaksin virus Covid-19.
Sedangkan untuk data orang telah menerima dua dosis suntikan vaksin Covid-19 sendiri berada di angka 43.484.971 orang.
Oleh karenanya dari data tersebut didapatkan angka 36,57 persen suntikan dosis pertama telah diberikan pada warga Indonesi dari target total sasaran pemerintah sebesar 208.265.720 orang.
Kemudian untuk suntikan vaksin Covid-19 dosis kedua di tanah air sendiri masih berada pada angka 20,88 persen.
Dengan berdasarkan data tersebut, maka Wiku Adisasmito menyebutkan bahwa pemerintah akan mempertimbangkan dengan secara matang kemungkinan bila ingin membuka akses masuk turis mancanegara ke Indonesia.
Di samping itu apabila memang dilakukan pembukaan akses masuk turis mancanegara, pemerintah akan melakukannya secara tebatas.
“Kami mungkin akan pertimbangkan untuk membuka secara hati-hati untuk turis datang, utamanya untuk urusan bisnis dan mungkin pariwisata terbatas,” jelas Wiku Adisasmito.***
