Sejarah Singkat Serangan Umum 1 Maret 1949 yang Terjadi di Daerah Istimewa Yogyakarta

1 Maret 2022, 14:10 WIB
Sejarah Singkat Serangan Umum 1 Maret 1949 yang Terjadi di Daerah Istimewa Yogyakarta /Tangkap layar YouTube

MEDIA BLITAR - Simak sejarah singkat mengenai serangan umum yang terjadi pada 1 Maret 1949 yang terjadi di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya.

Serangan tersebut tak lain memiliki tujuan untuk menunjukkan eksistensi dari Tentara Nasional Indonesia atau TNI.

Dan menunjukkan kepada dunia bahwa mereka masih ada dan tidak sedang dalam kehancuran.

Baca Juga: Link Live Streaming Persija vs Persib 1 Maret 2022: Prediksi Skor, H2H, Line Up, Jadwal Tayang

Peristiwa serangan umum 1 Maret pada tahun 1949 merupakan peristiwa penyerangan yang dilakukan besar-besaran yang dilakukan oleh pasukan Tentara Nasional Indonesia atau TNI.

Penyerangan dilakukan kepada kota Yogyakarta, saat itu kota Yogyakarta tengah dikuasai oleh Belanda.

Dilakukannya penyerangan tersebut lantaran untuk menunjukkan bahwa Republik Indonesia masih ada dan cukup kuat untuk meperjuangkan negara Indonesia dari Belanda yang berusaha ingin menguasai kembali.

Baca Juga: Bintangi Drama Military Prosecutor Doberman, Simak Profil dan Biodata Ahn Bo Hyun, Instagram, Film, Drama

Palingma besar Sudirman yang mendengar propaganda tersebut, memberikan instruksi kepada para panglima devisi untuk memikirkan langkah dan upaya yang harus diambil untuk memutar balikkan propaganda Belanda tersebut.

Dengan demikian, direncanakan sebuah serangan secara besar-besaran, sehingga tidak dapat disembunyikan oleh Belanda dan harus diketahui oleh dunia internasional.

Terutama UNCI dan para wartawan asing yang sedang berada di Indonesia, agar dapat disebarluaskan ke seluruh dunia.

Baca Juga: Peterborough vs Manchester City: Prediksi Skor, Line Up, Head to Head, Live Streaming Piala FA

Dari perencanaan tersebut, akhirnya telah diputuskan untuk melakukan serangan terhadap satu Kota besar yaitu Yogyakarta.

Keputusan untuk melakukan serangan terhadap Kota Yogyakarta, didasarkan pada pertimbangan beberapa hal, di antaranya sebagai berikut.

  1. Kota Yogyakarta merupakan Ibu Kota RepublIk Indonesia pada saat itu, sehingga apabila TNI bisa merebut dan berhasil menduduki wilayahnya meski tak lama akan mendapakan pengaruh yang cukup besar terhadap perjuangan Indonesia melawan Belanda.
  2. Pada saat itu telah banyak berkumpul wartawan asing yang menginap di hotel Merdeka dan masih terdapat delegasi UNCI, serta pengamat militer dari PBB.
  3. Pasukan TNI memahami dan menguasai kondisi daerah perang, yakni Yogyakarta yang merupakan bagian dari wilayah Divisi 3/GM.

Baca Juga: Daftar Pemain Military Prosecutor Doberman, Simak Sinopsis Hingga Jam Tayang Military Prosecutor Doberman

Tepatnya pada tanggal 1 Maret 1949 pada pagi hari serangan besar-besaran tersebut dimulai. Dengan fokus utamanya adalah Ibu Kota Indonesia saat itu yang terletak di Yogyakarta.

Tak hanya itu, serangan juga dilakukan pada beberapa kota lainnya di antaranya adalah Solo dan Magelang yang bertujuan untuk menghambat bantuan tentara Belanda.

Beberapa jam sebelum serangan tersebut, pasukan gerilya telah memasuki wilayah Kota Yogyakarta. Pukul 06:00 tepat, sirine berbunyi yang merupakan tanda bahwa jam malam sudah berakhir.

Baca Juga: Prediksi Middlesbrough vs Tottenham 2 Maret 2022, Line Up, Skor, Head to Head, Jadwal Streaming Piala FA

Bunyi sirine tersebut dimanfaatkan oleh pasukan TNI dan pejuang lain sebagai tanda perang dimulai.

Serangan pun mulai berlangsung. Pasukan Indonesia sekitar 2.500 orang lebih yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Soeharto.

Serangan dilakukan secara besar pada pusat Kota Yogyakarta. Kota Yogyakarta telah berhasil dikepung oleh pasukan gerilya dari berbagai sudut arah.

Baca Juga: Profil dan Biodata Jo Bo Ah yang Membintangi Drama Military Prosecutor Doberman, Instagram, Drama, Film

Arah barat pasukan dipimpin oleh Kolonel Suhud, arah selatan dipimpin oleh Mayor Sardjono, dan serangan dari utara di bawah komando Mayor Soekasno.

Pertempuran pun berlangsung dengan sengit yang berada di ruas-ruas jalan Kota Yogyakarta.

Hal tersebut mengakibatkan pasukan Belanda pun panik lantaran kurangnya persiapan untuk meghadang serangan.

Baca Juga: Prediksi Crystal Palace vs Stoke City 2 Maret 2022, Line Up, Skor, Head to Head, Live Streaming di Piala FA

Namun, sangat disayangkan serangan umum 1 Maret 1949 tersebut memakan banyak korban. Dari pihak Indonesia korban di antaranya 53 polisi dan 300 prajurit gugur.

Sementara pihak dari Belanda 14 orang mengalami luka-luka dan 6 orang tewas. Jumlah berdasarkan dari media Belanda, terdapat sebanyak 200 korban yang telah tewas dan mengalami luka.

Perlawanan yang dilakukan oleh militer dan pejuan Indonesia menjadi bukti untuk meperkuat posisi Indonesia pada perundingan pada Dewan PBB.

Baca Juga: Profil dan Biodata Ahn Bo Hyun yang Bintangi Drama Military Prosecutor Doberman, FB, Instagram, Drama, Film

Hal tersebut juga bisa membuka mata untuk dunia internasional bahwa keberadaan TNI masih ada dan tidak mengalami kehancuran seperti yang dituduhkan oleh Belanda.

Perlawanan yang telah dimenangkan tersebut juga telah berhasil mengangkat semangat dan juga moral para pejuang TNI maupun sukarelawan diseluruh pelosok Indonesia.

Demikian sejarah singkat mengenai peristiwa serangan umum yang terjadi pada 1 Maret 1949 yang terjadi di Yogyakarta dan sekitarnya.***

Editor: Farra Fadila

Sumber: YouTube Hikayat Ilmu

Tags

Terkini

Terpopuler