Emmanuel Macron Ingin Negara Uni Eropa Perkuat Perbatasan Hadang Aksi Teroris

- 7 November 2020, 14:57 WIB
Presiden Prancis, Emmanuel Macron.
Presiden Prancis, Emmanuel Macron. //Instagram/@emmanuelmacron

MEDIA BLITAR- Negara Prancis sedang ramai di kalangan dunia akibat komentar presiden Emmanuel Macron yang kontroversial yang menuduh bahwa agama Islam adalah sumber terorisme internasional.

Emmanuel Macron telah mengerahkan ribuan tentara untuk melindungi lokasi penting seperti tempat ibadah dan sekolah. Selain itu para menteri juga telah memperingatkan bahwa serangan militan Islam lainnya dapat terjadi lagi.

Belakangan ini negara Prancis memang sedang dihadapkan oleh berbagai teror dimana-mana. Untuk itu presiden Prancis Emmanuel Macron meminta negara-negara di Eropa untuk memperkuat perbatasan mereka demi menghadang akses teroris.

Baca Juga: Jadwal Lengkap Liga Inggris Pekan Delapan, Nantikan Pertandingan Man City dan Liverpool

Baca Juga: Sanksi Pidana dan Denda Ancam Penyebar Video Pornografi di Media Sosial, Berikut Penjelasannya

Baca Juga: Kabar Terkini Pilpres AS 2020: Selisih Trump dan Biden Tipis, Georgia Akan Gelar Penghitungan Ulang

Dilansir dari RRI 7 November 2020, selama ini telah diketahui bahwa Uni Eropa memiliki perbatasan terbuka yang dikenal dengan Schengen Area. Emmanuel Macron mengajak para negara Eropa untuk melakukan perombakan Schengen serta memperkuat keamanan perbatasan para negara di Uni Eropa.

"Saya mendukung untuk perombakan mendalam Schengen untuk memikirkan ulang organisasinya dan memperkuat keamanan perbatasan bersama dengan kekuatan perbatasan yang layak," ujar Macron seperti dilansir France24, Jumat 7 November 2020.

Emmanuel Macron sendiri berencana akan memberikan proposalnya kepada Uni Eropa saat pertemuan bulan Desember nanti. Hal tersebut disebabkan masalah perbatasan dan terorisme yang semakin disorot akibat serangan terorisme di negara Prancis dan Austria.

Baca Juga: Southampton vs Newcastle, The Saints Melaju ke Puncak Klasemen Liga Inggris

Baca Juga: Mensos Umumkan 3 Bansos yang Telah Tersalurkan 100 Persen PKH hingga Program Sembako Non PKH

Baca Juga: 11 Pesohor Tanah Air Pilih Liburan Ke Nihi Sumba, Gisella Anastasia dan Gempi Tak Ketinggalan

Pelaku serangan di Nice masuk secara ilegal dari negara Italia. Sedangkan peristiwa di Wina, pelaku penembakan sempat pergi ke negara Slovakia untuk membeli amunisi.

"Risiko teroris ada di mana-mana," ujar Presiden Prancis Emmanuel Macron.

Menurut data Eurostat, pada 2019, ada nyaris 628 ribu warga non-Uni Eropa yang masuk di area Schengen pada 2019. Angka itu naik 10 persen ketimbang tahun lalu dan ada juga 717 ribu warga non-Uni Eropa yang ditolak masuk.

Di sisi lain polisi di perbatasan Prancis menyebut banyak orang dari Aljazira dan Maroko yang mencoba masuk ke negara tersebut sejak Juni lalu. Hal itu terjadi setelah pelonggaran protokol Covid-19 di perbatasan Prancis hingga Spanyol.

Baca Juga: Setelah Prakerja Gelombang 11, Kapan Kartu Prakerja Akan Dibuka Lagi? Simak Selengkapnya

Baca Juga: Vladimir Putin Dikabarkan Bakal Mundur dari Jabatannya Karena Penyakit Parkinson?

"Kita harus menunjang pertarungan kita melawan imigrasi ilegal dan penyelundup yang seringnya punya kaitan dengan terorisme," tambah Emmanuel Macron.***

Editor: Rezky Putri Harisanti

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah