Geliat Pilpres AS 2020, Akankah Donald Trump Berani Akui Kekalahan?

- 7 November 2020, 10:04 WIB
Ilustrasi Donald Trump pakai masker
Ilustrasi Donald Trump pakai masker /Pixabay/Color Shadows/

MEDIA BLITAR – Pemilihan Presiden Amerika Serikat memang menarik untuk dibahas. Apa lagi pada perhelatan pilpres tahun 2020 ini.
 
Dalam perhitungan suara sementara, Joe Biden unggul dari sang petahana, Trump. Terlebih, pada Jumat, 6 November 2020 kemarin, dalam suara elektoral, Biden unggul 264 suara.
 
Hal ini lalu juga sempat membuat Trump merasa kesal karena ia merasa ada kecurangan dalam proses perhitungan suara.
 
 
Sementara itu, melansir dari RRI, Wali Kota Philadelphia, Jim Kenney rupanya jengkel dengan pernyataan Presiden Donald Trump.
 
Ia kesal karena sang petahana, Trump menuduh telah terjadi kecurangan dalam penghitungan suara pemilihan presiden di kota tersebut.
 
 
"Ketika sebagian orang termasuk presiden terus menyemburkan tuduhan tak berdasar tentang terjadinya kecurangan, apa yang kami lihat di sini di Philadelphia semata hanyalah demokrasi yang berjalan apa adanya dan simpel saja. Sitemnya berjalan dengan baik, dan rakyat telah bicara," kata Kenney, Sabtu, 7 November 2020.
 
Philadelphia adalah kota terbesar di Pennsylvania, negara bagian yang menjadi pusat perhatian karena jika Joe Biden menang di sana.
 
Biden juga dipastikan akan menggulung Trump dari Gedung Putih terlepas dari hasil penghitungan di lima negara bagian lain yang juga masih berlangsung hingga berita ini diturunkan.
 
 
"Kota kami berkibar karena menjadi teladan tentang bagaimana menjalankan pemilihan dengan benar. Atas kehendak Tuhan, kami ingin terwujudnya transisi kekuasaan yang damai," terang Kenney, indikasi bahwa menurutnya calon petahana telah kalah.
 
"Menurut saya, yang perlu dilakukan presiden sekarang adalah bersikap dewasa. Dia harusnya mengakui telah kalah dan mengucapkan selamat kepada pemenang," imbuhnya.
 
Untuk diketahui, dalam Pilpres AS apabila salah satu calon presiden sudah meraup angka 270 suara elektoral, artinya ia berhak menjabat di Gedung Putih, menjadi orang nomor satu di Amerika.***

Editor: Disca Betty Viviansari

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x