Network
MEDIA BLITAR - Kepercayaan diri untuk menang roman-romannya tengah dirasakan oleh calon Presiden Amerika Serikat, Joe Biden dalam gelaran akbar Pilpres AS 2020.
Hal itu turut ia sampaikan saat berpidato di The Chase Center, Wilmington, Delaware, Rabu, 4 November 2020 sore waktu Amerika Serikat.
Biden dengan optimis menyebut bahwa dalam perhelatan Pilpres AS 2020 ini dialah yang akan keluar sebagai pemenang.
"Teman-teman, saya yakin kita akan muncul sebagai pemenang, tapi ini bukan kemenangan saya sendiri atau kemenangan kita sendiri. Ini akan menjadi kemenangan bagi rakyat Amerika, untuk demokrasi kita untuk Amerika," kata Biden dengan penuh percaya diri seperti dikutip Media Blitar dari RRI.
Menurutnya, kini AS sudah terlalu lama bertempur dan menanggung semuanya. Untuk itu, ketika Biden menang, ini tidak akan menjadi kemenangannya pribadi, melainkan menjadi kemenangan untuk warga AS.
"Amerika sudah terlalu jauh. Amerika bertempur terlalu banyak. Amerika telah menanggung terlalu banyak untuk membiarkan banyak hal terjadi," katanya.
Ia juga menyebut bahwa setiap rakyat memiliki aspirasi yang tidak boleh dibungkam, tidak akan juga diganggu, dan tidak menyerah untuk memajukan Amerika Serikat.
Dia meminta masyarakat Amerika untuk memilih sebuah harapan daripada ketakutan saat memilih.
Baca Juga: Secret Number Mengeluarkan Single Terbarunya Got That Boom, Langsung Trending di Youtube!
"Kita harus ingat siapa kita. Ini Amerika Serikat. Siapa pun yang mengenal Donald Trump, kita harus memberi tahu dia siapa kita. Kita memilih harapan daripada ketakutan, kita memilih kebenaran daripada kebohongan, dan kita memilih sains, melebihi fiksi," ucapnya.
Dalam pidatonya ia juga berjanji bahwa jika terpilih tidak akan ada negara bagian merah atau biru. Hanya Amerika Serikat.
"Dan tidak akan ada status biru yang menyatakan merah saat kita menang," pungkasnya.
Sementara itu, hingga saat ini penghitungan suara di AS masih berlangsung di beberapa negara bagian. Total suara Biden terlihat lebih unggul yakni sebanyak 264 elektoral, sementara Trump hanya mengantongi 214.
Dalam Pilpres AS, dibutuhkan 270 suara elektoral untuk menang menjadi Presiden dan menduduki gedung putih.***
