Emmanuel Macron Berkomentar Terhadap Aksi Protes Umat Muslim Sedunia

- 1 November 2020, 09:44 WIB
Presiden Prancis Emmanuel Macron/Twitter/@EmmanuelMacron
Presiden Prancis Emmanuel Macron/Twitter/@EmmanuelMacron /

Serangan di Nice terjadi pada saat umat Muslim sedang merayakan hari kelahiran Nabi Muhammad, dan di tengah kemarahan Muslim yang meningkat di seluruh dunia atas pembelaan dari Prancis atas hak untuk menerbitkan kartun yang menggambarkan Nabi Muhammad.

Sebelumnya pada 16 Oktober, Samuel Paty yang merupakan seorang guru sekolah di pinggiran kota Paris dipenggal kepalanya oleh seorang warga Chechnya yang berusia 18 tahun yang tampaknya marah kepada gurunya. Samuel Paty menunjukkan kartun Nabi Muhammad di kelas selama pelajaran kewarganegaraan sehingga memancing kemarahan orang tersebut.

Baca Juga: Cara Mudah Dapat Token Listrik Gratis di Bulan November 2020 dari PLN

Dengan pernyataan kontoversial tersebut, para pengunjuk rasa mengecam Prancis dalam aksi unjuk rasa jalanan di beberapa negara mayoritas Muslim, dan beberapa bahkan telah menyerukan boikot produk keluaran dari Prancis.

Prancis yang gelisah mengantisipasi kemungkinan serangan lainnya tersentak pada Sabtu malam seorang imam Ortodoks Yunani ditembak dan terluka di gerejanya Kota Lyon. Tetapi para pejabat Prancis tidak memberikan indikasi bahwa ada dugaan terorisme.

Emmanuel Macron berupaya memperbaiki kesalahpahaman tentang niat Prancis di dunia Muslim dengan mengadakan wawancara kepada jaringan televisi Arab Al Jazeera yang disiarkan pada hari Sabtu kemarin.

Baca Juga: November Menjelang, Beberapa Pagelaran Menutup Akhir Oktober 2020 dengan Meriah

Emmanuel Macron mengatakan bahwa ia tidak akan mundur dalam menghadapi kekerasan fisik dan akan membela hak kebebasan menulis, berpikir, dan menggambar termasuk penerbitan kartun tersebut.

Namun, dia menekankan bahwa itu tidak berarti dia atau para pejabatnya mendukung kartun-kartun yang oleh Muslim dianggap menghujat, atau bahwa Prancis sama sekali anti Islam.

“Jadi saya memahami dan menghormati bahwa orang dapat dikejutkan oleh kartun ini, tetapi saya tidak akan pernah menerima bahwa seseorang dapat membenarkan kekerasan fisik atas kartun ini, dan saya akan selalu membela kebebasan di negara saya untuk menulis, berpikir, menggambar,” ujar Macron.

Halaman:

Editor: Rezky Putri Harisanti

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah