Keteteran Hadapi Krisis Ekonomi Junta Myanmar Salahkan Asing, Menteri: Ada Sabotase yang Didukung Asing

- 19 Oktober 2021, 20:09 WIB
Keteteran Hadapi Krisis Ekonomi Junta Vietnam Salahkan Asing, Menteri: Ada Sabotase yang Didukung Asing/Reuters/
Keteteran Hadapi Krisis Ekonomi Junta Vietnam Salahkan Asing, Menteri: Ada Sabotase yang Didukung Asing/Reuters/ /

Angka tersebut dinilai sangat kecil jika dibandingkan dengan angka di Bank Dunia yang hanya $7,67 miliar pada akhir tahun 2020.

Baca Juga: Indonesia Desak Myanmar Setujui Pengangkatan Utusan ASEAN

Menteri investasi junta mengatakan Myanmar memang menderita akibat dampak pandemi COVID-19 tetapi ia bersikukuh dan menghubungkan anjloknya ekonomi di negara itu akibat dari sabotase oleh penentang Junta, sebuah strategi yang katanya didukung oleh beberapa elemen asing.

“Pandemi telah menimbulkan ancaman serius di Myanmar. Ini telah menyebabkan perlambatan ekonomi yang diperburuk oleh sabotase dan pembangkangan sipil yang telah mempengaruhi stabilitas nasional,” ujarnya melansir dari Reuters oleh MEDIA BLITAR, Selasa 19 Oktober 2021.

Namun, saat ditanya mengenai apakah ada bukti yang mendukung pertanyaan kontroversial tersebut atau negara apa yang sekiranya menjadi dalang keterpurukan ekonomi di Myanmar ia malah kehabisan kata.

Baca Juga: Aksi Militer Min Aung Hlaing Kian Gencar, Dewan Keamanan PBB Mulai Angkat Bicara Soal Myanmar

“Kami telah menerima sejumlah bukti tentang bagaimana mereka mengganggu. Media internasional telah membesar-besarkan krisis,” paparnya.

 “Mudah-mudahan, dalam beberapa bulan, kami akan dapat memulihkan situasi normal kami,” tambahnya.

Tercatat, memang ada enam perusahaan asing telah mengajukan izin untuk keluar dari Myanmar dan tak mau berinvestasi di negara tersebut sejak isu kudeta mencuat, bahkan beberapa perusahaan asing juga menangguhkan bisnis mereka.

Baca Juga: VIRAL! Ini Alasan Wanita Lakukan Senam Ampun Bang Jago di Tengah Kudeta Militer Myanmar

Halaman:

Editor: Farra Fadila


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah