Detik-detik Dokter Bunuh 3 Anak, Dikenal Sosok Baik Hati Keluarga Tak Percaya Dia Tega Habisi Nyawa Putrinya

- 19 September 2021, 11:56 WIB
Detik-detik Dokter Bunuh 3 Anak, Dikenal Sosok Baik Hati Keluarga Tak Percaya Dia Tega Habisi Nyawa Putrinya
Detik-detik Dokter Bunuh 3 Anak, Dikenal Sosok Baik Hati Keluarga Tak Percaya Dia Tega Habisi Nyawa Putrinya /The Sun

MEDIA BLITAR - Dokter bernama Lauren Dickason, 40, tega menghabisi anak kembarnya yang berusia dua tahun, Karla dan Maya, serta anak tertuanya bernama Liane, 6, di Pengadilan Timaru, Selandia Baru. Dikenal sebagai sosok yang sangat baik hati tetangga dan juga keluarga tidak menyangkanya ia tega membunuh tiga putri kecilnya.

Suami dari seorang dokter bernama Lauren Dickason kaget bukan kepalang melihat ketiga anaknya sudah terbujur lemas bersimbah darah di rumahnya.

Baca Juga: Di Facebook Bilang Cinta Dokter Wanita Ini Ternyata Malah Tega Habisi Nyawa 3 Anaknya

Malam itu, suami Lauren Dickason, Graham yang juga seorang dokter, pulang ke rumah dengan syok karena menemukan bayi kembarnya Maya dan Karla, dua, dan Liane kecil, enam, meninggal saat dia berteriak.

Saking syok dan kagetnya ia bahkan tidak percaya dengan apa yang terlihat di depan matanya sendiri “Apakah ini benar-benar terjadi?”

Baca Juga: Intip Korban dan Lakukan Onani, Fakta Baru Oknum Dokter Lakukan Teror Sperma ke Istri Teman

Polisi kemudian dipanggil ke tempat kejadian sekitar pukul 10 malam pada hari Kamis 16 September 2021, dan Dickason langsung dibawa ke rumah sakit dalam kondisi stabil.

Keluarga itu baru saja bermigrasi dari Pretoria, Afrika Selatan, dan menetap di rumah baru mereka di Timaru, di Pulau Selatan Selandia Baru.

Tak disangka migrasi ke Selandia Baru malah membawa malapetaka bagi keluarga ini, dalam sebuah gambar yang diposting online pada 30 Agustus 2021 menunjukkan ketiga anaknya sedang tersenyum memegang kiwi mainan setelah mereka mendarat di negara itu.

Baca Juga: Teror Sperma Merebak, Lelaki Oknum Dokter Campurkan Sperma ke Makanan Korban

Dilansir dari The Guardian, kejadian pembunuhan ini terjadi beberapa bulan setelah ibu 3 orang anak ini membagikan kata-kata romantis untuk keluarganya di Facebook.

Dalam unggahan pada 1 Mei itu, ia tampak memberi ucapan selamat ulang tahun pernikahan mereka yang ke-15 kepada sang suami.

“Petualangan yang luar biasa. Kami benar-benar telah menciptakan keluarga yang indah dan memiliki banyak waktu yang menyenangkan bersama. Semoga tahun-tahun berikutnya lebih diberkati, lebih bahagia, dan semoga anak-anak mari kita tidur,” tulis Dickason di akun Facebook-nya.

Graham, seorang ahli bedah ortopedi, dan Lauren, juga seorang dokter rumah sakit, dikatakan telah merencanakan kepindahan ke Timaru selama beberapa waktu.

Orang tua Lauren, Wendy dan Malcom Fawkes mengatakan kepada situs berita NZ Stuff bahwa mereka “hancur” mendengar tragedi itu.

Baca Juga: Ketua KPI 'Melipir' saat Diajak Dialog Najwa Shihab, Dokter Tirta: di Podcast Gagah, di Sini Balik Kanan

“Keluarga besar berada dalam keadaan syok saat kami mencoba memahami apa yang terjadi. Kami meminta doa dan dukungan Anda selama masa yang sangat sulit ini. Kami juga akan meminta privasi saat kami berjuang untuk menerima apa yang telah terjadi,” kata mereka dilansir dari stuff.co.uk.

Menurut keterangan tetangga korban, mereka mendengar detik-detik Dickason membunuh ketiga anaknya.

Mereka bersaksi mendengar suara ledakan dan kemudian suara isak tangis dan erangan sekitar pukul 21.40.

“Suara pertama yang kami dengar adalah seseorang yang terisak, dan kemudian kami mendengar bunyi keras seperti seseorang baru saja membanting pintu. Kami bisa melihat seseorang melalui pagar kami berkeliaran di belakang rumah dan meratap,” ujar Jade Whaley seorang tetangga korban.

Tetangga lain, Karen Cowper, menggambarkan mendengar seorang pria berteriak, “Apakah ini benar-benar terjadi?” yang diduga adalah suami suami Lauren Dickason, Graham yang kaget tepat setelah jam 10 malam.

Baca Juga: Dokter Zaidul Akbar Anjurkan Hindari Frozen Food Jika Ingin Pola Hidup Sehat

Menangis Histeris

Para tetangga yang juga khawatir dengan keadaan Dickason lantas langsung menanyakan keadaan mereka, namun tak ada tanggapan hanya ada suara tangisan yang memilukan.

“Kami bertanya apakah dia baik-baik saja. Dia tidak menanggapi kami dan berteriak dan menangis histeris,” ujar salah satu tetangga.

Saat ini polisi sedang melakukan pemeriksaan terkait kasus pembunuhan ini setelah paramedis berusaha dengan sia-sia untuk menyelamatkan ketiga anak malang itu.

Petugas forensik bersama dengan polisi memeriksa tempat kejadian perkara (TKP) untuk mencari bukti.

“Polisi ingin meyakinkan masyarakat bahwa ini adalah insiden tragis yang terisolasi dan kami tidak mencari orang lain,” kata Det Insp Scott Anderson.

“Penyelidikan atas tragedi ini masih dalam tahap yang sangat awal, tetapi kami dapat memastikan bahwa tidak ada orang lain yang dicari sehubungan dengan kematian ketiga anak itu,” lanjutnya.

Komandan area Inspektur Dave Gaskin mengatakan itu adalah peristiwa yang sangat menyedihkan bagi masyarakat Timaru setelah kecelakaan yang menewaskan lima remaja beberapa waktu lalu.

Menurut profil media sosial mereka, baik Graham dan Lauren bekerja di Pretoria East Hospital sebelum mereka bermigrasi.

Saat di karantina awal bulan ini, Lauren memposting dengan penuh semangat tentang kepindahannya ke Timaru dan meminta saran tentang sekolah dan toko furniture.

Dia juga mengatakan putri sulungnya memiliki sekolah yang sangat terbatas selama setahun terakhir karena penguncian Covid di Afrika Selatan.

Baca Juga: Dokter Richard Lee Mengaku Kena Marah Istrinya Terlalu Banyak Review Produk Orang Lain: Tamparan Banget

Lauren Anne Dickason muncul di pengadilan pada Sabtu, 18 September 2021 pagi dengan seorang hakim. Sebelumnya ia dikirim ke rumah sakit untuk mengecek kesehatan mental wanita yang berprofesi sebagai dokter ini.

Entah kerasukan setan apa sehingga wanita yang berprofesi sebagai dokter ini tega menghilangkan nyawa 3 anaknya, padahal dari beberapa postingan status Facebook-nya ia terlihat sangat mencintai ketiga putrinya tersebut.

Di pengadilan itu, Dickason dibawa keluar dari sel dengan mengenakan hoodie abu-abu muda dan celana panjang hitam. Ia hanya muncul sebentar untuk mendengarkan dakwaan yang diajukan terhadapnya.

Dia tampak tertekan dan tegang saat dia tidak mengajukan pembelaan dan segera dikirim ke unit kesehatan mental yang aman, di mana dia akan tinggal sampai pengadilan berikutnya pada 5 Oktober, menurut laporan dari NZ Herald.

Baca Juga: Harga Tes PCR di Indonesia Tuai Protes Hingga Kemenkes Berikan Tanggapan, Dokter Tompi: PCR Harus Semurah2nya

Seluruh keluarganya tak menyangka Dickason tega membunuh ketiga putrinya tersebut. Bahkan dalam sebuah surat kabar stuff.co.uk, kakek-nenek dari anak-anak tersebut syok dengan berita itu.

Tak hanya keluarga namun, teman serta tetangga pelaku pun syok dengan kelakuan Dickason.

Natasja le Roux, mantan kolega dan tetangga mengatakan kepada Sunday Times di Afrika Selatan bahwa sejujurnya ia tak memahami jalan pikiran Dickason.

“Saya tidak dapat memahami apa yang terjadi - dia adalah seorang dokter medis dan dia tidak sombong atau semacamnya. Dia sangat rendah hati. Dia benar-benar orang yang baik, dia dan suaminya,” paparnya.

Menurut Natasja le Roux, Dickason dan suaminya Graham pernah mengalami kesulitan untuk mengandung anak-anak mereka dan merupakan orang tua yang berdedikasi dan penuh kasih, maka dari ia sedikit tidak percaya bahwa Dickason melukai anak-anaknya sendiri.***

Editor: Annisa Aprilya Putri

Sumber: The Sun Stuff


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x