Sejarah Baru Korea Utara Alami Krisis Pangan Parah, Harga Pisang Capai Rp 630 Ribu per Kilogram

- 25 Juni 2021, 09:13 WIB
Sejarah Baru Korea Utara Alami Krisis Pangan Parah, Harga Pisang Capai Rp 630 Ribu per Kilogram
Sejarah Baru Korea Utara Alami Krisis Pangan Parah, Harga Pisang Capai Rp 630 Ribu per Kilogram /Instagram @dictadornorcoreano

MEDIA BLITAR – Akibat adanya badai yang melanda Korea Utara, berakibat pada krisis pangan yang cukup parah.

Dalam sejarah Korea Utara, baru kali ini alami kesulitan pangan yang tidak biasa. Harga bahan-bahan makanan melonjak begitu tajam.

Kim Jong Un harus menyampaikan kabar kurang baik ini terhadap khalayak ramai bahwa situasi pangan di negaranya sedang tidak baik-baik saja.

Baca Juga: KACAU! Kelompok Peretas Rusia dan Korea Utara Targetkan Bobol Organisasi Penelitian Covid-19

“Situasi pangan masyarakat sekarang semakin tegang karena sektor pertanian gagal memenuhi rencana produksi biji-bijian karena kerusakan akibat topan tahun lalu,” jelas Kim Jong Un, dikutip dari India Today pada 23 Juni 2021.

Harga bahan pokok di Ibukota negara Korea Utara, Pyongyang benar-benar melonjak sangat tajam. Harga pisang disana dijual sebesar Rp 630 ribu per kilonya.

Baca Juga: Parade Militer Besar-Besaran Digelar di Korea Utara, Acara Belangsung Tertutup

Tak hanya itu, harga untuk satu bungkus kopi dijual sebesar Rp1,5 juta, dan untuk satu bungkus teh seharga Rp1 juta. Hal ini benar-benar menjadi krisis terparah sepanjang sejarah Korea Utara.

Tak hanya itu, untuk barang-barang kebutuhan sehari-hari juga melonjak tinggi.

Sebut saja shampo yang naik harganya hingga Rp2,8 juta per botolnya.

Petinggi di negara itu dilaporkan sudah meminta pemimpin partai untuk lebih cepat mengatasi permasalahan pangan ini.

Korea Utara mengklaim belum ada kasus warganya yang terkena Covid-19, hal ini tentu sangat berbanding terbalik dengan kebanyakan negara yang banyak melaporkan adanya kasus Covid-19.

Baca Juga: Bahas Krisis Myanmar, Indonesia Gelar ASEAN Leaders Meeting Besok di Jakarta

Namun adanya krisis pangan di Korea Utara, tentu menjadi permasalahan tersendiri bagi negara itu.

Adanya bencana angin topan di tahun lalu menjadi sebab terjadinya pembatasan impor di negara tersebut.

Laporan dari PBB menyatakan bahwa Korea Utara tengah mengalami kekurangan pangan hingga 8,6 juta ton.

Ketatnya pembatasan wilayah yang diberlakukan juga menjadi salah satu faktor adanya krisis pangan ini.

Kim Jong Un juga telah meminta agar masalah ini segera diselesaikan, namun masih belum bisa dipastikan mengingat adanya pembatasan yang cukup ketat karena Covid-19.***

Editor: Annisa Aprilya Putri

Sumber: Portal Jember Ringtimes Banyuwangi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah