Alami Krisis dan Terancam Bangkrut, Parlemen Sri Lanka Batalkan Rapat Untuk Hemat BBM

25 Juni 2022, 20:03 WIB
Alami Krisis dan Terancam Bangkrut, Parlemen Sri Lanka Batalkan Rapat Untuk Hemat BBM /REUTERS/Dinuka Liyanawatte

 

MEDIA BLITAR – Srilanka saat ini disebut mengalami krisis ekonomi yang semakin memburuk dan dicap terancam bangkrut.

Kini parlemen Sri Lanka dikabarkan telah membatalkan beberapa rapat dalam sepekan terakhir guna menghemat bahan bakar minyak (BBM) yang semakin langka disana.

Pada awalnya rapat yang digelar parlemen Sri Lanka dijadwalkan pada 23 dan 24 Juni 2022. Namun kini terdapat kabar bahwa beberapa pejabat menyebutkan bahwa anggota parlemen memutuskan membatalkan rapat tersebut.

Baca Juga: Seventeen Akan Memulai World Tour Akhir Pekan, Jangan Sampai Terlewat!

Alasan anggota parlemen Sri Lanka membatalkan rapat tersebut adalah untuk menghindari penggunaan bensin atau BBM yang tidak diperlukan.

Dalam keterangannya, Menteri Energi Sri Lanka Kanchana Wijesekera menjelaskan adanya penundaan pengiriman BBM yang seharusnya dilakukan pada 23 Juni 2022.

Kanchana Wijesekera juga melakukan himbauan pada pengendara untuk mengurangi bepergian demi mengirit BBM yang semakin langka.

Baca Juga: KemenPAN-RB Diminta untuk Merevisi Penghapusan Tenaga Honorer

"Hanya sedikit bensin yang akan dikirimkan ke stasiun pengisian bahan bakar (SPBU) pada hari ini dan besok," ungkap Wijesekera seperti dikutip dari Channel News Asia pada 25 Juni 2022.

Kabar terkini menyebutkan bahwa krisi BBM yang terjadi di Sri Lanka kini membuat pengendara harus antre hingga berhari-hari demi mengisi bensin kendaraannya.

Selain itu pihak berwenang juga menutup sekolah dan beberapa kantor pemerintahan imbas masalah ini.

Baca Juga: Beli Minyak Goreng Curah Wajib Pakai Peduli Lindungi, Benarkah? Ini Penjelasan Luhut

Negara India sebagai tetangga sebenarnya berupaya membantu Sri Lanka yang kondisinya semakin parah dengan memberikan beberapa pinjaman.

Para tim ahli dari India pun telah dikerahkan untuk membantu situasi ekonomi di Sri Lanka yang memburuk dengan cepat.

"Kedua pihak mendiskusikan sejumlah aksi yang dapat dilakukan untuk program bantuan India yang bertujuan menstabilkan dan mengembalikan ekonomi Sri Lanka," ujar kantor Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa.

Baca Juga: Matthijs De Ligt Sedang Direbutkan Klub Elite, Juventus Diminta untuk Merelakan

Selain itu Komisi Tinggi India di Sri Lanka menyebutkan bahwa negaranya telah memberikan bantuan senilai USD 3,5 miliar (Rp51,9 triliun) untuk mengatasi krisis mata uang yang dialami tetangganya tersebut.

Di sisi lain, Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe telah mendeklarasikan kondisi ekonomi di sana yang disebut mengalami kebangkrutan penuh.

Menurut Wickremesinghe kini ekonomi Sri Lanka memang sudah benar-benar kolaps atau lumpuh.

"Kami sekarang menghadapi situasi serius yang lebih parah dibandingkan kelangkaan bensin, gas, listrik, dan makanan," jelas Wickremesinghe.***

Editor: Farra Fadila

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler