MEDIA BLITAR - Kementrian Luar Negeri Rusia mengarahkan tuduhan kepada Amerika Serikat dan NATO terkait 'pesanan' foto-foto dan rekaman korban sipil di kota Bucha.
Juru bicara kementrian, Maria Zakharova, mengganggap 'pembantaian' Bucha sebagai agenda Barat untuk menyalahkan dan menjatuhkan Rusia.
"Siapa yang menguasai provokasi? Tentu saja Amerika Serikat dan NATO," ujar, Maria Zakharova, dalam sebuah wawancara di televisi pemerintah Rusia, dikutip ulang dari Reuters.
Zakharova menilai respon cepat Barat untuk mengecam dan menyudutkan Rusia terkait tragedi Bucha adalah indikasi kuat terhadap 'pesanan' tersebut.
"Dalam kasus ini, menurut saya fakta bahwa pernyataan ini (tentang Rusia) dibuat pada menit-menit pertama setelah materi ini (pembantaian Bucha) muncul, tidak diragukan lagi siapa yang 'memesan' cerita ini." Ujar Zakharova kembali.
Lebih lanjut, Kremlin menilai provokasi Bucha merupakan upaya untuk mengganggu negosiasi perdamaian Rusia-Ukraina yang saat ini sedang berlangsung.
"Gagasan di balik kejahatan berikutnya dari 'rezim Kiev' adalah gangguan negosiasi perdamaian dan eskalasi kekerasan." Kata jubir Kemenlu Rusia tersebut.
Secara khusus Rusia meminta kembali DK PBB untuk menyelidiki pembantaian Bucha, yang mereka sebut sebagai 'provokasi kejahatan oleh tentara dan kaum radikal Ukraina'.
"Hari ini Rusia akan mendesak lagi agar Dewan Keamanan PBB mengelar sidang sehubungan dengan provokasi kejahatan tentara dan kaum radikal Ukraina di kota ini," ujar Zakharova.
Ratusan Korban Sipil dan Kuburan Massal
Seperti diketahui, Bucha seketika menjadi perhatian dunia Internasional ketika rekaman mengerikan kota menunjukan ratusan korban sipil bergelimpangan di jalanan.
Terletak 37 Km dari Kiev, kota Bucha sendiri berhasil direbut pasukan Ukraina ketika tentara Rusia bergerak mundur untuk berperang ke wilayah.
Ukraina menuduh tentara Rusia menumpahkan amarah pada masyarakat sipil Bucha karena penarikan mundur tersebut.
Dilaporkan kurang lebih 410 masyarakat sipil telah ditemukan tewas.
300 orang tewas di Bucha, dan 57 jasad ditemukan dalam satu kuburan masal.
Kuburan massal dengan lubang yang masih terbuka tersebut terletak di dekat salah satu gereja kota Bucha.
Pada laporan itu, diberitakan tangan dan kaki korban masih terlihat menyembul dari tanah liat merah yang menimbun kuburan massal tersebut.***